China Klaim Whoosh Angkut Lebih dari 11 Juta Penumpang dalam 2 Tahun

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2025 17:18 WIB
Pemerintah China mengklaim Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh telah mengangkut 11,7 juta penumpang selama beroperasi dalam dua tahun terakhir.
Pemerintah China mengklaim Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh telah mengangkut 11,7 juta penumpang selama beroperasi dalam dua tahun terakhir. Ilustrasi. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah China mengklaim Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh telah mengangkut 11,7 juta penumpang selama beroperasi dalam dua tahun terakhir.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun mengatakan jumlah penumpang Whoosh terus meningkat. Ia juga mengklaim proyek transportasi tersebut telah membuka banyak lapangan kerja.

"Kereta cepat Jakarta-Bandung resmi beroperasi dua tahun lalu. Selama dua tahun terakhir, kereta api ini telah beroperasi dengan aman, lancar, dan tertib. Kereta api ini telah melayani lebih dari 11,71 juta penumpang, dengan arus penumpang yang terus meningkat, dan manfaat ekonomi serta sosialnya terus dirasakan, menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur kereta api. Hal ini telah diakui dan disambut baik oleh berbagai sektor di Indonesia," katanya dalam keterangan di laman resmi Kementerian Luar Negeri China, Senin (20/10.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guo menambahkan bahwa pemerintah China dan Indonesia sangat menaruh perhatian terhadap pengembangan proyek tersebut.

Ia menekankan dalam dalam menilai proyek kereta cepat, selain angka keuangan dan indikator ekonomi, juga harus diperhitungkan manfaat publik dan hasil komprehensifnya.

"Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk terus memfasilitasi pengoperasian berkualitas tinggi dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung agar proyek ini dapat berperan lebih besar dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia serta meningkatkan konektivitas di Kawasan," ujarnya.

Masalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung kembali diungkit belakangan ini. Salah satu masalah yang diungkit terkait besarnya utang proyek tersebut.

Sebagai informasi, nilai investasi proyek tersebut tembus US$7,2 miliar atau Rp116,54 triliun (asumsi kurs Rp16.186 per dolar AS).

Dana itu lebih besar jika dibandingkan dengan yang terdapat dalam proposal dari China saat menawarkan proyek itu ke Indonesia.

Pasalnya, dalam proposal, China hanya menawarkan nilai investasi US$6,07 miliar atau sekitar Rp86,67 triliun (kurs Rp14.280 per dolar AS).

Sebanyak 75 persen pendanaan proyek berasal dari pinjaman China Development Bank. Sementara sisanya berasal dari modal pemegang saham, termasuk KAI, Wijaya Karya, PTPN I, dan Jasa Marga.

Nah besarnya utang itu memicu polemik. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa beberapa waktu lalu menolak jika utang itu dibayar APBN.

Dalihnya, Whoosh saat ini dikelola oleh Danantara yang telah mengelola dividen dari BUMN yang biasanya masuk ke kas negara sampai dengan Rp80 triliun.

Dengan fakta itu, kata Purbaya, akan sangat lucu bila dana APBN digunakan lagi untuk membayar utang Whoosh.

"Itu kan Whoosh sudah dikelola oleh Danantara kan. Danantara sudah ngambil Rp80 triliun lebih dividen dari BUMN, seharusnya mereka manage dari situ saja," kata Purbaya usai Inspeksi Mendadak (Sidak) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/10) lalu.

[Gambas:Video CNN]

(fby/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER