Harga Minyak Dunia Melemah Usai OPEC Mau Lipat Gandakan Produksi

CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2025 11:04 WIB
Harga minyak dunia hari ini melemah seiring rencana OPEC menambah volume produksi.
Harga minyak dunia hari ini melemah seiring rencana OPEC menambah jumlah produksi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa (28/10) karena rencana Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk meningkatkan produksi, menahan sentimen positif atas potensi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 4 sen menjadi US$65,58 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 9 sen ke US$61,22 per barel.

"Pelaku pasar menimbang kemajuan dalam pembicaraan dagang AS-China serta prospek pasokan secara keseluruhan," tulis ANZ dalam catatan pagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tekanan bagi harga minyak muncul setelah empat sumber yang mengetahui pembahasan menyebut kelompok OPEC+ yang mencakup Rusia, cenderung menambah produksi secara moderat pada Desember mendatang.

Langkah ini menandai kelanjutan dari upaya kelompok tersebut membalikkan kebijakan pemangkasan produksi yang telah diberlakukan selama beberapa tahun terakhir untuk menopang pasar.

Di sisi lain, pasar mendapat dukungan dari harapan tercapainya kesepakatan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping dijadwalkan bertemu di Korea Selatan pada Kamis (30/10).

"Kami berharap AS dapat menunjukkan itikad baik untuk membuka jalan bagi interaksi tingkat tinggi," ujar Menteri Luar Negeri China Wang Yi kepada Menlu AS Marco Rubio melalui sambungan telepon pada Senin (27/10).

Pekan lalu, harga Brent dan WTI mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni, setelah AS menjatuhkan sanksi terkait Ukraina terhadap dua raksasa energi Rusia, Lukoil dan Rosneft.

Menanggapi sanksi tersebut, Lukoil, produsen minyak terbesar kedua di Rusia, menyatakan pada Senin (27/10) akan menjual aset internasionalnya. Langkah itu menjadi salah satu keputusan paling signifikan dari perusahaan Rusia sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

"Pasar sempat terkejut oleh langkah AS yang menjatuhkan sanksi kepada dua produsen minyak terbesar Rusia. Namun, kekhawatiran terhadap potensi kelebihan pasokan tetap membayangi," tambah ANZ.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/dhf)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER