Zulhas Akui Pangan RI Pernah Bergantung Impor: Beras 4,5 Juta Ton 2024

CNN Indonesia
Selasa, 28 Okt 2025 19:29 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan ketahanan pangan Indonesia pernah berada dalam kondisi sangat bergantung pada impor.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan ketahanan pangan Indonesia pernah berada dalam kondisi sangat bergantung pada impor. (CNN Indonesia/Farid).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan ketahanan pangan Indonesia pernah berada dalam kondisi sangat bergantung pada impor.

Karena ketergantungan itu, hampir seluruh kebutuhan pangan pokok, mulai dari beras, jagung, garam, gula, hingga kedelai, masih dipenuhi dari luar negeri.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu menuturkan situasi tersebut menggambarkan rapor merah sektor pangan nasional yang perlu segera dibenahi. Menurutnya, jika pertanian dapat dikelola dengan baik, maka sebagian besar persoalan sosial dan ekonomi masyarakat juga bisa teratasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begitu kita buka rapor soal pangan, hampir semua impor. Beras tahun lalu kita impor 4,5 juta ton, jagung hampir 3 juta ton, garam sekitar 2,5 juta ton, gula 5 sampai 6 juta ton, dan kedelai hampir 3 juta ton," ujar Zulhas dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).

Ia menilai salah satu akar masalahnya terletak pada kompleksitas regulasi yang menghambat penyaluran bantuan kepada petani.

Sebagai contoh, penyaluran pupuk bersubsidi harus melewati lebih dari ratusan aturan, yang menyebabkan distribusi tidak tepat waktu. Akibatnya, pupuk sering kali baru sampai ketika masa tanam telah lewat.

Zulhas menyebut pemerintah perlu melakukan deregulasi agar proses di lapangan lebih efisien dan berpihak pada petani.

Selain membenahi regulasi, ia menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang kuat sebagai fondasi bangsa yang berdaulat. Gizi yang baik, kata Zulhas, menjadi kunci bagi masyarakat yang sehat dan produktif.

"Kita akan menjadi bangsa yang kuat dan maju kalau SDM-nya kuat. Manusianya akan kuat kalau gizinya bagus," ujarnya.

Zulhas kemudian mengaitkan hal itu dengan program makan bergizi gratis (MBG) yang diusung Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut program tersebut sebagai langkah besar dan mendasar yang berpotensi menggerakkan ekonomi pangan nasional.

Dengan 82,9 juta penerima manfaat, kebutuhan bahan pangan seperti telur, sayur, ikan, dan buah akan melonjak tajam setiap hari.

"Bayangkan, kalau kita perlu telur satu-satu orang, artinya kita butuh 82,9 juta butir telur setiap hari. Itu sesuatu yang luar biasa," kata Zulhas.

Ia menilai agar program besar seperti MBG berhasil, pemerintah harus memastikan kedaulatan pangan berjalan nyata. Artinya, Indonesia perlu mampu memproduksi sendiri kebutuhan pangannya tanpa ketergantungan pada impor.

Menurut Zulhas, kemandirian pangan kini menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi demi memperkuat fondasi ekonomi dan kesejahteraan nasional.

[Gambas:Video CNN]

(del/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER