Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bakal bertemu Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita untuk membahas insentif industri hingga menutup akses barang selundupan.
Purbaya ingin industri di Indonesia tumbuh lebih cepat. Ia yakin Agus lebih menguasai hal ini.
"Ada yang bilang kita enggak bisa bersaing di pasar dalam negeri karena banyak barang-barang selundupan, tutup barang-barang selundupan itu. Saya akan kerjakan dengan beliau (Menperin Agus). Nanti saya akan tanya, yang mana sih? Siapa pemainnya? Siapa tahu dia punya (daftar) pemainnya, saya enggak usah pusing-pusing," kata Purbaya dalam EconoMIC Hari Keuangan Nasional di Studio CNN, Jakarta Selatan, Senin (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purbaya bahkan punya cerita khusus soal tekstil yang sering disampaikannya dalam beberapa momen. Itu ketika dirinya dibuat kagum dengan pameran busana muslim di Indonesia, yang ternyata 99 persen produknya buatan China.
Ia juga menyinggung bagaimana tekstil sudah dikategorikan industri sunset. Dampaknya terlihat pada permodalan, di mana perbankan berat memberikan kredit kepada perusahaan.
Purbaya menegaskan bakal memastikan klaim tersebut dengan mengecek langsung ke lapangan. Terlebih, kondisi di Amerika Serikat (AS) justru berbanding terbalik, di mana market share produk tekstil masih bisa tumbuh.
"Cuma kalau kita cek di sini cost of capital-nya, susah juga industri itu untuk tumbuh. Saya akan melihat. Kalau kita bisa dukung, yang mana yang bisa didukung," janji Purbaya.
"Sepatu juga banyak pindah ke Vietnam dan lain-lain karena katanya iklim di sini kurang bagus segala macam. Kan saya tanya nanti ke industri itu, ada apa? Apa yang saya bisa bantu, saya bantu. Apa iya impor barang bakunya kemahalan atau ditarifin? Atau bisa saya nolin?" sambungnya.
Di lain sisi, Menkeu Purbaya juga menaruh perhatian atas nasib usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia menegaskan usaha 'wong cilik' tersebut tidak boleh dibiarkan jalan di tempat.
UMKM, menurutnya, sering dibanggakan sebagai pahlawan Indonesia. Namun, Purbaya melihat tidak ada program yang membantu UMKM secara konsisten dan signifikan, setidaknya sejak dirinya menjabat di beberapa posisi penting pemerintahan.
"Nanti saya juga pikirkan, saya mau diskusi dengan Menteri UMKM (Maman Abdurrahman), ada enggak cara kita membantu UMKM. Saya akan refer ke cara Korea membantu UMKM. Dia membuat secara terintegrasi. Di atas ada bank UMKM, ada lembaga pendidikan UMKM, pemasaran UMKM, penjaminan kredit UMKM, segala macam. Itu semuanya terintegrasi jadi satu," bebernya.
"Makanya, Korea berhasil pada satu titik ekspor Korea itu 45 persen dari UMKM. Kalau UMKM kita dibiarkan terus seperti ini, ya begini terus. Ya bertahan, tapi enggak bisa gede, kan susah juga. Nah, itu yang kecil mesti dijaga, nanti dibantu ke depannya," tutup Purbaya.
(skt/dhf)