PT Pertamina (Persero) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Melalui program Optimization Upstream (OPTIMUS) yang dijalankan Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi, Pertamina meraih penghargaan CNN Indonesia Awards (CIA) 2025 untuk kategori Outstanding Strategic Innovation in Energy.
Selain penghargaan CIA 2025, Pertamina sebelumnya juga meraih sebelas penghargaan Subroto Award 2025 berkat inovasi dan kontribusinya di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM).
Program OPTIMUS menjadi langkah strategis Pertamina dalam mengoptimalkan produksi migas sekaligus meningkatkan efisiensi operasional di seluruh lini bisnis hulu. Inisiatif ini memperkuat transformasi digital Pertamina dalam menghadapi tantangan industri energi global yang menuntut kecepatan, efisiensi, dan ketahanan operasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu implementasi paling nyata program OPTIMUS dijalankan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melalui pemanfaatan Digital & Innovation Center (DICE). Pusat kendali berbasis kecerdasan buatan (AI) ini memonitor dan menganalisis operasional 12.600 sumur aktif di Wilayah Kerja (WK) Rokan secara real-time.
Inovasi ini berhasil menekan laju penurunan produksi minyak dari 11 persen menjadi nol persen per tahun, sekaligus menciptakan efisiensi biaya hingga Rp762 miliar pada akhir 2025.
DICE sendiri mampu menganalisis data, pemantauan terintegrasi, dan menghasilkan rekomendasi berbasis AI untuk memastikan keandalan operasi di wilayah yang memasok 26 persen produksi minyak nasional.
Operation Head Subsurface Development & Planning Zona Rokan, Mochamad Taufan mengatakan seluruh operasional ribuan sumur migas di wilayah kerja Rokan kini bisa dimonitor di fasilitasz
Taufan menjelaskan, DICE menjadi sarana pemantauan real-time sekaligus melakukan analisa data untuk seluruh proses operasional hulu migas Rokan, mulai dari pengeboran, pengapalan, lifting, inventory, hingga operasional produksi.
"DICE membantu mengintegrasikan data-data terutama dari sumur yang jumlahnya ribuan sehingga bisa diolah menjadi suatu rekomendasi secara cepat dan tepat dengan menggunakan AI," ujar Taufan saat kunjungan media ke Rumbai, Pekanbaru, Kamis (16/10) lalu.
Menurut Taufan, digitalisasi dan kecerdasan buatan dibutuhkan untuk mengolah data di WK Rokan yang memiliki operasional yang luas dan masif sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien. Melalui bantuan AI, Rokan berhasil menahan laju penurunan produksi sebelum alih kelola dari sekitar 11% per tahun menjadi nol persen.
Taufan menjelaskan, fasilitas DICE dilengkapi 66 layar yang menampilkan data dan informasi dalam bentuk dashboard digital. Di antaranya terkait pemantauan aktivitas pengeboran, jadwal pengeboran yang terintegrasi (Integrated Drilling Schedule), penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak, pengelolaan kegiatan produksi dan perawatan peralatan.
"Manajemen PHR menggunakan data dan pemantauan DICE sebagai pertimbangan untuk proses pengambilan keputusan," jelas Taufan.
WK Rokan, lanjut Taufan, memiliki luas wilayah 6.400 km2 dengan 12.600 sumur aktif, didukung 35 stasiun pengumpul, dan 13.200 km jaringan pipa alir dan 500 km jaringan shipping line.
"Jaringan pipa ini kalau dibentangkan dari Sabang sampai Merauke bisa hampir tiga kali bentangan. Pengeboran sumur pengembangan di WK Rokan juga sangat masif sekitar 500 sumur per tahun atau lebih dari 50 persen pengeboran sumur pengembangan di Indonesia ada di WK Rokan," tutur Taufan.
DICE menjadi fasilitas andalan di WK Rokan untuk pemantauan terintegrasi sebagai pusat kendali operasional dan big data guna memantau kegiatan di lapangan secara real time.
Dengan DICE yang merupakan bagian dari program OPTIMUS, hingga akhir tahun 2025, ditargetkan mampu menghasilkan efisiensi operasional hingga USD 46 juta, atau setara Rp 762 Miliar.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, WK Rokan menjadi salah satu sumber minyak andalan Pertamina. WK Rokan mampu memproduksi minyak bumi setara 26% produksi minyak nasional.
"Pertamina berkomitmen meningkatkan produksi migas untuk mencapai ketahanan energi nasional. Pada WK Rokan kami melakukan berbagai upaya untuk menjaga laju produksi, sehingga tingkat produksinya masih dapat terjaga dengan baik," jelas Fadjar.
(ory/ory)