Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan Amerika Serikat (AS) masih mau menerima produk RI di tengah temuan radioaktif Cesium-137 pada sejumlah komoditas ekspor Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi mengatakan pemerintah Indonesia telah menegaskan ke AS bahwa jika ada permasalahan tertentu seperti isu cesium, tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan seluruh impor produk Indonesia.
"Nah, mereka (AS) juga berharap hal yang sama. Kalau ada persoalan misalnya dengan produk Amerika, mereka minta Indonesia juga enggak kemudian mem-block semua barang dari AS," ujar Edi ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Indonesia saat ini fokus menangani masalah komoditas yang tercemar radioaktif.
"Amerika sampai sejauh ini tidak mempermasalahkan bahwa semua barang dari Indonesia akan tercemar," ujar Edi.
Kasus radiasi Cs-137 menjadi perhatian internasional setelah otoritas AS dan Belanda mendeteksi paparan radioaktif pada dua jenis produk asal Indonesia, yakni sepatu kets dan udang beku.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kemudian mengonfirmasi 22 perusahaan yang diduga terdeteksi memiliki paparan radiasi Cesium-137.
Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, mulai dari peleburan baja, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), hingga pabrik sepatu merek ternama seperti PT Nikomas Gemilang dan makanan olahan berbahan baku unggas seperti PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN).
"Hasil pemeriksaan dan pemetaan yang sudah dilakukan di kawasan industri ini diidentifikasi ada 15 industri peleburan logam yang memiliki paparan radiasi Cs-137 dan non Cs-137 dengan laju dosis sebesar 0,18 sampai dengan 700 mikrosievert per jam," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (10/11).
"Lalu terdapat tiga industri pengelolaan limbah B3 dengan laju dosis 0,24 sampai dengan 0,4 mikrosievert per jam, serta tiga industri makanan dengan laju dosis 1,6 sampai dengan 152 mikrosievert per jam," tambahnya.
Ia menambahkan enam lokasi timbunan scrap juga diduga terpapar Cs-137 dengan laju dosis antara 11 hingga 10 ribu mikrosievert per jam.
(fby/sfr)