Harga Minyak Anjlok Seiring Dimulainya Kembali Ekspor Rusia
Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan hari ini, Selasa (18/11) seiring redanya kekhawatiran pasar soal pasokan setelah pelabuhan ekspor utama Rusia kembali melayani pengiriman.
Aktivitas di pelabuhan ekspor utama Rusia, Pelabuhan Novorossiysk, sempat terhenti setelah diserang rudal Ukraina.
Di sisi lain, para pedagang terus mencermati dampak sanksi Barat terhadap arus Rusia.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 28 sen atau 0,4 persen menjadi US$63,92 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI AS) turun 26 sen atau 0,4 persen menjadi US$59,65 per barel.
"Minyak mentah diperdagangkan sedikit lebih rendah karena laporan menunjukkan pemuatan telah dilanjutkan lebih cepat dari yang diperkirakan di Novorossiysk," kata analis IG Tony Sycamore dikutip Reuters.
Minggu kemarin (16/11), Pelabuhan Novorossiysk Rusia melanjutkan pengiriman minyak setelah penangguhan dua hari yang dipicu oleh serangan rudal dan drone Ukraina.
Ekspor dari Novorossiysk dan terminal Konsorsium Pipa Kaspia di dekatnya, mengirimkan sekitar 2,2 juta barel per hari dan sekitar 2 persen dari pasokan minyak global. Harga minyak pun melesat lebih dari 2 persen pada saat aktivitas dihentikan pada Jumat lalu.
Kini, pasar kembali berfokus pada dampak jangka panjang sanksi Barat terhadap aliran minyak Rusia.
Kementerian Keuangan AS mengatakan sanksi yang dijatuhkan pada Oktober terhadap perusahaan minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, telah menekan pendapatan minyak Moskow dan diperkirakan akan menekan volume ekspor Rusia seiring waktu.
"Minyak mentah Moskow telah mulai diperdagangkan dengan diskon yang signifikan dibandingkan harga acuan global," kata ANZ dalam sebuah catatan.
Harga minyak diperkirakan akan turun hingga 2026, menurut Goldman Sachs pada Senin (17/11), mengutip gelombang pasokan besar yang membuat pasar tetap surplus. Namun, minyak Brent dapat naik di atas US$70 per barel pada 2026/2027 jika produksi Rusia turun lebih tajam.
(pta)