PLN Buka Suara soal Mati Lampu di Aceh

PT PLN (Persero) buka suara soal gangguan listrik yang menyebabkan mati lampu selama dua hari pada akhir pekan lalu di di Provinsi Aceh.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh, Eddi Saputra mengatakan gangguan listrik yang terjadi pada Sabtu (15/11) lantaran gangguan jaringan transmisi 150 KV sebagian besar Provinsi Aceh. Gangguan itu mengakibatkan pembangkit Nagan Raya 3 dan 4 ikut padam.

Eddi menjelaskan jaringan sistem transmisi tersebut merupakan jaringan interkoneksi yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatera. Dampak gangguan di sistem transmisi ini menyebabkan pemadaman di sebagian besar daerah Aceh.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang sempat dirasakan pelanggan, sekaligus apresiasi atas kesabaran dan pengertian seluruh masyarakat Aceh selama proses pemulihan berlangsung," kata Eddi dalam keterangan resmi, Minggu (16/11).

Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menyesalkan adanya pemadaman listrik secara tiba-tiba dalam jangka waktu lama di hampir seluruh Aceh.

Menurutnya, kejadian itu bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi juga mengganggu jalannya investasi yang kini mulai masuk ke Aceh.

"Ya pastilah, mengganggu investasi, juga (mengganggu) di perusahaan-perusahaan," kata Mualem kepada wartawan, Selasa (18/11).

Mualem menyebut listrik di Aceh surplus, sehingga ia mempertanyakan pemadaman masih terjadi di Aceh.

"Karena kita lihat listrik kita surplus. Orang-orang PLN juga harus betul betul serius melayani masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, pemadaman listrik di Aceh kembali terjadi selama dua hari, yakni sejak Sabtu (15/11) hingga Minggu (16/11). Mati lampu yang paling parah terjadi di akhir Oktober selama tiga hari.

[Gambas:Video CNN]