BI Ungkap Penyebab Rupiah Melemah ke Rp16.700 per Dolar AS
Bank Indonesia (BI) buka suara penyebab nilai tukar rupiah melemah ke level Rp16.700 per dolar AS beberapa hari terakhir.
Deputi Gubernur BI Destry Damayanti mengatakan pelemahan rupiah dipicu oleh ketidakpastian global.
Kondisi tersebut mendorong investor beralih ke aset yang lebih aman, seperti dolar AS. Akibatnya, indeks dolar AS (DXY) cenderung menguat.
"DXY kecenderungannya terus naik, demikian juga yield dari US bond, treasury-nya Amerika itu juga masih tinggi yield-nya sehingga tentu ini mendorong risk off di pasar emerging market, termasuk di Indonesia," kata Destry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI secara virtual, Rabu (19/11).
Lihat Juga : |
Destry menambahkan kondisi tersebut membuat arus modal asing (capital inflow) ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, menjadi terbatas. Akibatnya, nilai tukar rupiah dan mata uang regional saat ini tertekan.
Ia mengatakan pelemahan terjadi sejak Oktober. Namun, volatilitas nilai tukar masih terus terjadi.
"Sebagai contoh hari ini, pasar regional menguat, termasuk rupiah hari ini menguat di level 0,21 persen," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya menempuh langkah stabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar spot dan pasar nondeliverable forward (NDF) maupun domestic nondeliverable forward (DNDF), serta pembelian SBN di pasar sekunder.
Peningkatan konversi valas ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) serta tambahan pasokan valas dari korporasi juga mendukung tetap terkendalinya nilai tukar rupiah.
"Nilai tukar rupiah diprakirakan akan stabil didukung oleh imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.
(fby/dhf)