Harga minyak dunia turun tipis pada perdagangan Selasa (25/11), setelah menguat pada sesi sebelumnya.
Pelemahan terjadi seiring kekhawatiran pasar akan potensi kelebihan pasokan tahun depan dengan ketidakpastian perundingan damai Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan kemajuan.
Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 17 sen atau 0,3 persen menjadi US$63,20 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melemah 12 sen atau 0,2 persen ke US$58,71 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua acuan minyak tersebut sempat naik 1,3 persen pada Senin (24/11), setelah meningkatnya keraguan mengenai tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina.
Lihat Juga : |
Keraguan tersebut mengurangi ekspektasi bahwa aliran minyak dan produk minyak Moskow yang masih berada di bawah sanksi Barat akan kembali mengalir bebas ke pasar.
Namun, di tengah kekhawatiran atas pengiriman Rusia, prospek keseimbangan pasokan dan permintaan minyak pada 2026 justru dipandang lebih longgar.
Sejumlah proyeksi memperkirakan pertumbuhan pasokan tahun depan akan melampaui peningkatan permintaan.
Deutsche Bank dalam catatannya menyebutkan surplus minyak global pada 2026 bisa mencapai 2 juta barel per hari, dan tidak melihat adanya jalan yang jelas untuk kembali ke kondisi defisit bahkan hingga 2027.
"Arah pasar menuju 2026 masih cenderung bearish," ujar analis Michael Hsueh.
Ekspektasi pasar yang lebih longgar tahun depan saat ini mengimbangi belum adanya kemajuan dalam pembahasan proposal perdamaian yang diajukan Amerika Serikat.
Kyiv dan sekutunya di Eropa menilai proposal itu terlalu menguntungkan Moskow. Jika kesepakatan tercapai, pencabutan sanksi dapat membuka kembali pasokan minyak Rusia yang sebelumnya dibatasi.
Meski demikian, pasar minyak tetap mendapatkan dukungan dari meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan 9-10 Desember.
Sejumlah pejabat The Fed telah menyatakan dukungan terhadap pemangkasan tersebut.
Penurunan suku bunga diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang.
(ldy/sfr)