BBM Mulai Langka di Medan Gara-gara Cuaca Buruk

CNN Indonesia
Jumat, 28 Nov 2025 16:35 WIB
Pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di sejumlah titik di Kota Medan, Sumatra Utara menipis di tengah banjir yang melanda wilayah tersebut. Ilustrasi. (Arsip Polda Sumut).
Medan, CNN Indonesia --

Pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di sejumlah titik di Kota Medan, Sumatra Utara menipis di tengah banjir yang melanda wilayah tersebut.

Kondisi ini memicu antrean panjang di SPBU dan menyulitkan warga beraktivitas, terutama mereka yang mengandalkan kendaraan untuk mobilitas harian.

Pada Jumat (28/11), pantauan di lapangan menunjukkan beberapa SPBU tidak lagi menyediakan pertalite.

Misalnya saja di SPBU Jalan Cemara, SPBU Jalan Delitua, dan SPBU Jalan Merak Jingga terpantau kosong. Di SPBU Jalan HM Yamin, stok pertalite dan Pertamax sama-sama tidak tersedia.

"Sejak dari tadi malam susah kali nyari pertalite. Jangankan pertalite, nyari Pertamax pun susah di SPBU HM Yamin. Saya sampai keliling, rata rata SPBU kosong BBM. Akhirnya terpaksa beli eceran di pinggir jalan. Harganya pun dijual Rp15 ribu per liter untuk pertalite," ujar Dina salah seorang warga Medan.

Kekosongan serupa terjadi di SPBU Jalan Simpang Selayang, SPBU Jalan Sisingamangaraja, SPBU Jalan Medan Tembung, dan SPBU Medan Perjuangan. Kondisi itu membuat sebagian warga beralih ke penjual eceran meski harus membayar lebih mahal.

"Di kawasan Medan Perjuangan, Medan Tembung semua SPBU kosong BBM. Beli bensin eceran antre nya udah kayak antre bansos. Harganya juga naik jadi Rp15 ribu per liter," ungkap Yudi warga Kota Medan.

Sementara itu, SPBU yang masih menjual pertalite dan Pertamax menjadi titik penumpukan kendaraan. Antrean panjang terlihat di SPBU Jalan Ringroad, SPBU Jalan Adam Malik, SPBU Jalan Polonia dan SPBU Jalan KL Yos Sudarso.

"Panjang kali antreannya sampai ke badan jalan. Itupun nggak tahu juga kendaraan yang antre itu masih kedapatan BBM atau nggak. Udah banjir di mana mana, nyari bensin pun susah kali. Kalau begini, mending di rumah ajalah dulu," ungkap Rezki.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan kekosongan BBM terjadi karena dua kapal pengangkut pertalite dan biosolar tertahan di perairan Belawan sejak 23 November 2025 akibat cuaca buruk.

"Namun membaiknya kondisi cuaca mulai memberikan dampak positif bagi proses pemulihan. Gelombang laut yang sebelumnya tinggi kini telah mereda sehingga kapal pengangkut BBM dapat bersandar di Fuel Terminal Medan Group. Sejak hari ini, proses recovery dan normalisasi penyaluran BBM kembali dilakukan ke SPBU-SPBU terdampak secara bertahap," ungkapnya.

Selain terhambatnya pasokan laut, jalur distribusi darat ke wilayah-wilayah yang terdampak banjir dan longsor juga mengalami gangguan. Berdasarkan laporan operasional hingga 27 November 2025 pukul 21.00 WIB, sebanyak 23 dari 406 SPBU di Sumut terdampak bencana.

"Stok BBM di lembaga penyalur tercatat 4.489 KL Gasoline dan 1.910 KL Gasoil. Pada penyaluran LPG, 15 agen dan 5 SPBE juga terdampak, terutama karena kerusakan akses jalur logistik di beberapa titik, termasuk rute Pangkalan Susu - Brandan," ucapnya.

Pertamina terus memperkuat langkah penanganan darurat untuk menjaga kelancaran distribusi energi di wilayah Sumatera Utara, yang hingga saat ini masih berada dalam kondisi bencana akibat hujan ekstrem, angin kencang, dan tanah longsor di sejumlah daerah.

"Kami memastikan suplai terus bergerak dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang serta membeli BBM sesuai kebutuhan," sebutnya.

Untuk LPG, tantangan utama masih berada pada akses darat menuju wilayah Pangkalan Susu yang mengalami kerusakan. Sebagai langkah mitigasi, Pertamina melakukan Reguler Alternatif Supply (RAE) dari IT Dumai untuk mendukung suplai LPG ke sejumlah SPPBE yang aksesnya terhambat.

"Hingga hari ini, beberapa SPPBE tercatat masih dapat menyalurkan LPG ke Agen, sehingga kebutuhan masyarakat tetap terlayani. Pertamina menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan LPG untuk kebutuhan memasak di rumah," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa langkah-langkah percepatan dilakukan melalui penambahan mobil tangki dari Dumai, pemanfaatan skid tank, penggunaan AE Suplai, serta penugasan awak mobil tangki dari luar region untuk mempercepat recovery distribusi.

"Pertamina juga menyiapkan perangkat pendukung seperti Starlink dan genset pada titik operasional tertentu guna menjaga kelancaran koordinasi di lapangan. Tim kami bergerak menyesuaikan pola suplai, melakukan alih suplai antar terminal, dan mengoptimalkan armada untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi," ujar Fahrougi.

(fnr/sfr)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK