Sukses Jaga Kualitas ESG, Bank Jatim Raih Platinum Rank di ASRRAT 2025

Bank Jatim | CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2025 10:34 WIB
(Foto: arsip Bank Jatim)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk pertama kalinya meraih penghargaan platinum rank untuk Integrated Report 2024 dalam ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2025 pada Jumat (28/11).

Apresiasi itu diterima oleh Corporate Secretary Bank Jatim, Fenty Rischana K di Nusa Dua, Bali. Fenty menyebut, penghargaan platinum rank ini membuktikan komitmen Bank Jatim untuk mengelola lembaga secara berkelanjutan, memastikan tata kelola yang kuat, meningkatkan dampak sosial, serta berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. Capaian ini juga merupakan hasil kerja keras seluruh insan Jatimers dalam penyusunan integrated report.

"Pencapaian platinum rank ini menandai peningkatan kualitas penerapan prinsip environment, social, and governance (ESG) dan pelaporan keberlanjutan Bank Jatim, yang sebelumnya secara konsisten meraih peringkat gold pada penyelenggaraan ASRRAT di tahun-tahun sebelumnya," kata Fenty.

Ia menjelaskan, penerapan prinsip ESG dapat membuat operasional perusahaan terus berjalan berkelanjutan dan konsisten mencetak kinerja positif.

"Keberlanjutan telah menjadi fondasi dan bagian dari perkembangan Bank Jatim dalam menjalankan seluruh aktivitas bisnis. Bank Jatim akan terus memajukan keberlanjutan melalui peningkatan transparansi pelaporan, pengukuran dampak sosial, efisiensi sumber daya, hingga transformasi layanan digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," tambah Fenty.

Secara konsolidasi, kinerja Bank Jatim di bulan September 2025 tercatat baik. Untuk nilai asset berada di Rp125,1 triliun atau tumbuh 17,3 persen dari tahun 2024. Peningkatan aset mayoritas berasal dari kontribusi aset produktif, seperti peningkatan penyaluran kredit sebesar Rp80,2 triliun atau meningkat 29 persen YoY, dan pengelolaan dana pihak ketiga sebesar Rp99,3 triliun atau naik 13,5 persen YoY.

Atas pengelolaan aset, Bank Jatim mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp5,10 triliun atau meningkat 29,25 persen Year-on-Year (YoY). Adapun laba bersih di triwulan III ini secara konsolidasi mencatatkan angka sebesar Rp1,14 triliun atau tumbuh 23,5 persen YoY. Di sisi pengelolaan aset, Bank Jatim menghasilkan pendapatan bunga sebesar Rp7,42 triliun dengan nilai pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,10 triliun atau tumbuh 29,2 persen YoY.

Dalam kesempatan yang sama, Chairman Board of Trustee National Center for Corporate Reporting (NCCR) selaku bagian penyelenggara ajang ASRRAT 2025, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, menegaskan pentingnya harmonisasi standar pelaporan keberlanjutan secara global. Perkembangan regulasi internasional seperti IFRS S1-S2, TCFD, GRI Standards, serta ASEAN Taxonomy menuntut pengungkapan yang semakin terukur, terbandingkan, dan digunakan secara nyata oleh pemangku kepentingan.

"Perusahaan perlu menyesuaikan diri dengan tuntutan global yang semakin terukur dan dapat diperbandingkan. Selain itu, relevansi laporan keberlanjutan bagi daya saing di tingkat regional dan internasional juga penting. Dengan data yang kuat, konsisten, dan selaras dengan standar global, laporan keberlanjutan dapat menjadi alat strategis yang menunjukkan kesiapan organisasi menghadapi transisi ekonomi dan tantangan keberlanjutan," kata Bambang.

ASRRAT sebagai bentuk apresiasi, pembelajaran, dan refleksi mengenai perkembangan laporan keberlanjutan di Asia, disebut berperan penting sebagai mekanisme penilaian independen yang mendukung peningkatan kualitas laporan dari tahun ke tahun. Melalui mekanisme penilaian rating dan penyerahan feedback penilaian atas laporan keberlanjutan seperti scorecard, ASRRAT terus mendorong peningkatan kualitas laporan keberlanjutan secara konsisten dari tahun ke tahun, selaras dengan standar penilaian dan praktik keberlanjutan di tingkat global.

Memasuki penyelenggaraan ke-21, ASRRAT 2025 kembali memperkuat perann sebagai platform penilaian kualitas laporan keberlanjutan terkemuka di Asia. Tahun ini, ajang ini diikuti oleh 82 perusahaan dan/atau organisasi, yaitu 78 dari Indonesia, termasuk 3 entitas sektor publik, serta 4 entitas dari luar negeri, yakni 1 entitas dari Bangladesh, dan 3 entitas dari Filipina.

(rea/rir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK