BPS: Inflasi November Terkendali, Emas Jadi Pendorong Utama

BPS | CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2025 16:45 WIB
Inflasi November 2025 stabil di 0,17% bulanan dan 2,72% tahunan. Kenaikan harga emas perhiasan dorong inflasi, sementara beberapa komoditas pangan deflasi.
Foto: BPS
Jakarta, CNN Indonesia --

Inflasi pada November 2025 tercatat stabil di tengah dinamika harga menjelang akhir tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi bulanan sebesar 0,17 persen, dengan inflasi tahunan mencapai 2,72 persen dan inflasi tahun kalender berada di 2,27 persen.

Capaian ini menunjukkan pergerakan harga barang dan jasa masih dalam batas aman menjelang akhir tahun.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 1,21 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,09 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen," ungkap Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/12).

Puji mengatakan, kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan tren kenaikan harga emas global sepanjang tahun, yang kemudian berimbas pada pasar domestik.
"Di sisi lain, sejumlah komoditas pangan justru mengalami penurunan harga dan menahan laju inflasi," katanya.

BPS mencatat, daging ayam ras, beras, dan cabai merah mengalami deflasi. Beberapa komoditas lain seperti telur ayam, dan kentang juga mengalami penurunan harga meski kontribusinya kecil.

Jika dilihat berdasarkan komponennya, inflasi inti menjadi penyumbang terbesar. Komponen harga yang diatur pemerintah juga mencatat kenaikan, terutama tarif angkutan udara.

Kemudian berdasarkan wilayah, secara bulanan tercatat 28 provinsi mengalami inflasi, dan 10 provinsi mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua, yaitu sebesar 1,69 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Aceh, yaitu sebesar 0,67 persen.

Selain itu, BPS juga mencatat terjadinya penurunan rata-rata harga beras baik di tingkat penggilingan, grosir maupun eceran, masing-masing 0,88 persen, 0,93 persen dan 0,59 persen (m-to-m).

"Kondisi ini sama dengan kondisi dua bulan sebelumnya, terjadi penurunan harga di setiap rantai pasok," pungkas Pudji.

(ory/ory)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER