Kisah Awicho, Produk Cokelat UMKM Ngawi Binaan BNI yang Naik Kelas

CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2025 11:35 WIB
BNI mendukung UMKM Awicho dari Ngawi, yang inovatif menggabungkan cokelat dan tempe. Kini, omzetnya stabil berkat pelatihan dan pendampingan BNI.
BNI berkomitmen membawa UMKM naik kelas. (istockphoto/Muhammad Rahmad)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komitmen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia naik kelas memunculkan produk Awicho sebagai salah satu cerita sukses.

Awicho adalah UMKM asal Ngawi, Jawa Timur, yang berhasil memadukan dua produk lokal yakni cokelat dan tempe menjadi inovasi kuliner khas yang kini dikenal di berbagai kota besar di Indonesia.

Awicho didirikan oleh Masrifah Hidayati Nur yang akrab disapa Ida. Awalnya Ida hanya memproduksi cokelat karakter musiman pada 2014. Namun, setelah banyak percobaan, dia menemukan ide unik menciptakan cokelat tempe, menggabungkan dua ikon rasa khas Ngawi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ngawi terkenal dengan tempe. Jadi saya berpikir untuk membuat cokelat tempe. Tidak mudah, karena dua bahan ini punya karakter berbeda. Tapi setelah banyak percobaan, akhirnya ketemu rasa yang pas," ujar Ida.

Lewat dukungan pembinaan dari BNI, Ida mendapat pelatihan dalam hal branding, packaging, digital marketing, hingga kesempatan tampil di berbagai pameran lokal dan nasional.

"Dari pelatihan dan dukungan BNI, kami belajar banyak tentang strategi penjualan dan pengembangan produk. Sekarang penjualan kami meningkat signifikan," katanya.

Kini, Awicho mempekerjakan lima karyawan tetap dan memproduksi berbagai varian olahan cokelat dan tempe seperti cokelat tempe, brownies kering tempe, serta keripik tempe cokelat dengan harga Rp5.000 hingga Rp25 ribu per kemasan.

Ida juga memberdayakan ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya untuk ikut dalam proses produksi, agar mereka dapat memiliki penghasilan tambahan.

"Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga. Saya ingin mereka juga bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri," ucap Ida.

Meskipun sempat terpukul saat pandemi Covid-19 dengan omzet hanya Rp2-3 juta per bulan, Ida mampu bangkit berkat semangat pantang menyerah dan dukungan berkelanjutan dari BNI.

Kini, omzet Awicho stabil di kisaran Rp25-30 juta per bulan, bahkan melonjak hingga Rp210 juta saat musim Lebaran.

Kisah Awicho menjadi bukti nyata bahwa semangat kepahlawanan juga hadir dalam dunia usaha. Melalui kolaborasi dan pendampingan yang berkelanjutan, BNI terus mendorong lahirnya pahlawan-pahlawan ekonomi baru yang mampu membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dari akar rumput.

Dengan semangat ini, BNI berkomitmen melanjutkan perjuangan para pelaku UMKM di seluruh penjuru negeri, menyalakan api perjuangan baru bagi kemajuan ekonomi bangsa.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan pemberdayaan UMKM menjadi salah satu fokus utama BNI dalam mendukung ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan.

"BNI berkomitmen menghadirkan solusi nyata bagi pelaku usaha lokal agar dapat naik kelas melalui pembinaan dan pendampingan menuju akses pasar yang lebih luas," ujar Okki.

(har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER