BRI Masuk Usia ke-130, Berawal dari Kas Masjid Purwokerto pada 1895

BRI | CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2025 16:47 WIB
Ilustrasi. (Foto: Arsip BRI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Memasuki usia 130 tahun pada 16 Desember 2025, Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menegaskan identitasnya sebagai lembaga yang lahir dengan misi menghadirkan akses keuangan bagi rakyat.

Cikal bakal bank ini muncul dari inisiatif seorang Patih di Purwokerto, Raden Aria Wirjaatmadja, yang pada 1895 mendirikan Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Pertolongan dan Tabungan Priyayi Purwokerto. Sebelum mendirikan lembaga resmi, Raden Aria dikenal memberikan bantuan pribadi kepada pegawai pribumi yang membutuhkan.

Kabar mengenai bantuan tersebut cepat menyebar dan mendorong semakin banyak permintaan. Namun, dana pribadi yang ia sisihkan tidak lagi mencukupi. Situasi ini membuatnya mencari solusi lain.

Dalam diskusi dengan sejumlah orang kepercayaan seperti Atma Sapradja, Atma Soebrata, dan Djaja Soemitra, muncul gagasan memanfaatkan kas Masjid Purwokerto sebagai sumber pendanaan. Usulan tersebut mendapat dukungan dari Penghulu Masjid Purwokerto, Kiai Mohammad Redja Soepena, serta persetujuan Asisten Residen E. Sieburgh.

Mereka menilai tujuan penggunaan kas masjid itu mulia dan meyakini dana yang dipinjamkan akan kembali. E. Sieburgh bahkan menyarankan pembentukan komisi pengelola dengan Raden Aria Wirjaatmadja sebagai ketuanya.

Namun, upaya tersebut terhenti setelah pemerintah Hindia Belanda melarang penggunaan dana masjid untuk kegiatan di luar ibadah. Meski demikian, penghentian ini tidak mengganggu kepercayaan masyarakat. Proses peminjaman yang sudah berjalan tetap berlanjut, dan para peminjam mengembalikan dana secara teratur.

Keberhasilan ini menarik perhatian para priyayi Eropa di Purwokerto yang mendukung aliran politik etis. Mereka kemudian mendorong peresmian lembaga peminjaman itu dan menarik minat investor.

Dukungan tersebut memperlihatkan bahwa De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Priyayi Purwokerto dianggap prospektif dan layak menjadi sarana investasi.

Dalam perjalanannya, lembaga ini mengalami beberapa perubahan nama. Setelah didirikan pada 1895 sebagai Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenaren, lembaga ini kemudian dikenal sebagai De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank, lalu menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene pada 1912.

Pada 1934 berubah menjadi Algemene Volkscredietbank (aVB), dan saat pendudukan Jepang dikenal dengan nama Syomin Ginko. Setelah Indonesia merdeka, peran BRI ditegaskan melalui Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 yang menetapkannya sebagai bank umum dengan fungsi strategis sebagai agen pembangunan.

Corporate Secretary BRI, Dhanny, menilai perjalanan panjang selama 130 tahun telah menjadikan BRI sebagai bank yang tidak hanya tumbuh menjadi institusi keuangan terbesar, tetapi juga pilar penting bagi ekonomi rakyat.

"Sebagai institusi yang telah berdiri lebih dari satu abad, BRI terus memperkuat inklusi keuangan. Dengan basis nasabah terbesar dan jaringan layanan yang luas, kami berkomitmen menghadirkan akses keuangan yang merata hingga pelosok negeri," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/12).

Ia melanjutkan, saat ini BRI telah berkembang menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dengan fokus pada sektor UMKM. Melalui Holding Ultra Mikro yang beranggotakan BRI, Pegadaian, dan PNM, layanan bank ini telah menjangkau 34,5 juta debitur aktif dan mengelola 185 juta rekening simpanan mikro.

Jaringan E-Channel BRI mencapai lebih dari 687 ribu unit, sementara AgenBRILink tumbuh hingga 1,2 juta agen yang tersebar di 66.648 desa. Di sisi layanan digital, Super Apps BRImo kini memiliki lebih dari 44,4 juta pengguna.

Dengan basis lebih dari 160 juta nasabah, BRI turut berperan dalam berbagai program pemerintah, termasuk menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia. Perseroan juga berkontribusi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta memperkuat peran desa melalui pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) yang terhubung dengan jaringan AgenBRILink.

Sementara itu, pada Program 3 Juta Rumah, BRI telah menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk lebih dari 25 ribu rumah.

(rir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK