Menyadari bahwa portofolio Kredit Pemilikan Rumah (KPR) turut terimbas banjir bandang yang menerjang Sumatera baru-baru ini, PT Bank Tabungan Nehara (Persero) Tbk (BTN) segera mengambil langkah tegas berupa relaksasi kredit.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata jumlah rumah nasabah yang terdampak di tiga wilayah, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), sebelum menjalankan langkah relaksasi kredit.
"Sementara masih didata ya," kata Nixon pada Senin (8/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nixon, sejak awal data telah menunjukkan jumlah rumah nasabah yang terdampak tercatat cukup besar, lebih dari 2 ribu rumah.
Nixon menegaskan, angka tersebut belum final karena hingga kini proses verifikasi masih berjalan.
BTN dinyatakan telah menyiapkan relaksasi bagi nasabah KPR yang terdampak langsung, terutama yang rumahnya rusak berat atau hilang. Nixon menyebut, skema yang disiapkan bakal mengedepankan restrukturisasi agar beban cicilan tidak menekan korban bencana.
"Kami akan tawarkan mekanisme restrukturisai kredit untuk relaksasi," ujarnya.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan pada 30 September 2025, BTN mencatat total kredit yang diberikan konsolidasian mencapai Rp329,9 triliun. Namun, laporan tersebut tidak menyampaikan secara rinci porsi KPR dalam total kredit, sehingga proses pendataan lapangan menjadi rujukan utama untuk memastikan besaran portofolio KPR di tiga daerah terdampak.
Pada implementasinya nanti, mekanisme relaksasi akan disesuaikan dengan tingkat dampak terhadap rumah nasabah. Pendataan detail disebut menjadi dasar penetapan bentuk restrukturisasi, termasuk kemungkinan penjadwalan ulang cicilan sesuai kemampuan debitur setelah kondisi darurat berlalu.
Langkah relaksasi kredit ini menjadi bagian dari upaya BTN menjaga keberlanjutan pembiayaan perumahan di tengah situasi bencana. Dengan skema yang tepat, BTN berharap nasabah tetap terlindungi, sekaligus dapat kembali menata kehidupan secara bertahap, khususnya soal hunian dan finansial.
(rea/rir)