Rupiah Dibuka Melemah, Pasar Tunggu Data BI dan The Fed
Nilai tukar rupiah berada di level Rp16.692 per dolar AS pada Rabu (10/12) pagi. Mata uang Garuda melemah 16 poin atau 0,10 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,11 persen, baht Thailand melemah 0,02 persen, yuan China menguat 0,01 persen, peso Filipina menguat 0,05 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,02 persen.
Dolar Singapura menguat 0,03 persen dan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Sementara, mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,02 persen, poundsterling Inggris melemah 0,07 persen, dan franc Swiss melemah 0,05 persen.
Sedangkan, dolar Australia melemah 0,14 persen, dan dolar Kanada juga melemah 0,07 persen.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah melemah imbas data ekonomi AS yang positif.
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat setelah data pekerjaan AS Jolt yang lebih kuat dari perkiraan. Namun, pelemahan akan terbatas, dengan investor masih wait and see data penjualan ritel Indonesia dan tentunya FOMC malam ini," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp16.600 per dolar AS - Rp16.700 per dolar AS.
(ldy/pta)