BRIN Tawarkan Alat Canggih Rp700 Juta ke Bea Cukai, Purbaya Mau Diskon
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menawarkan alat canggih seharga Rp700 juta-Rp900 juta kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Kepala BRIN Arif Satria menjelaskan hal tersebut ketika diundang Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam peresmian alat pemindai peti kemas (X-Ray). Ia menyebut BRIN juga siap jika diminta Purbaya memproduksi alat canggih serupa.
Alat milik BRIN yang saat ini beredar adalah Radiation Portal Monitor (RPM). Arif menegaskan kecanggihannya sudah teruji ketika mendeteksi Cesium-137 yang berada di sekitar Kawasan Industri Modern (KIM) Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
"Kalau impor itu kan Rp1,6 (miliar) ya. Kalau produksi BRIN sendiri sekitar Rp700-an (juta), separuhnya," ujar Arif ditemui usai Peresmian Alat Pemindai Peti Kemas di Terminal 3 dan Terminal Mustika Alam Sari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (12/12).
"Kita bisa sekitar Rp700-an (juta), Rp800-an (juta), Rp900-an (juta) lah yang BRIN produksi. Tapi enggak tahu, kan nanti bermitra dengan swasta. Mungkin bisa saja kalau produksi massal bisa lebih murah lagi," jelasnya.
Ia menuturkan BRIN saat ini baru memproduksi satu per satu alat pemindai tersebut, sesuai pesanan. Produksi RPM sendiri telah dilakukan sejak 2017.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ingin BRIN memberikan diskon dari harga semula Rp700 juta-Rp900 juta. Ia mau harganya 25 persen dari harga internasional.
Purbaya menegaskan pihaknya membutuhkan X-Ray canggih itu untuk ditempatkan di seluruh pelabuhan Indonesia.
"Dengan harga yang murah dari BRIN saya pikir kita bisa lengkapi semua, seluruh pelabuhan di Indonesia. Bisa enggak 25 persen harganya dari harga dunia? Diskon 50 persen lagi berarti, ya nanti kita bicarakan," ujar Purbaya kepada Arif sambil tertawa.
Menurut Purbaya, kehadiran X-Ray atau alat pemindai baru itu sanggup mendeteksi bahan nuklir serta zat radioaktif dalam kontainer. Pemeriksaan barang ekspor-impor bahkan diklaim bisa dilakukan secara cepat dan akurat tanpa membuka peti kemas.
(skt/sfr)