PLN Targetkan 10 Juta Ton Biomassa Jadi Bahan Bakar PLTU di 2030

CNN Indonesia
Rabu, 17 Des 2025 21:45 WIB
PLN Energi Primer Indonesia, subholding PT PLN (Persero), menargetkan penggunaan 10 juta ton biomassa untuk menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada 2030. Tujuannya untuk menggantikan molekul fossil dalam pembangkitan listrik nasional. Ilustrasi. (Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT PLN Energi Primer Indonesia, subholding PT PLN (Persero), menargetkan penggunaan 10 juta ton biomassa untuk menggerakkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada 2030. Tujuannya untuk menggantikan molekul fossil dalam penyediaan listrik nasional.

Biomassa adalah materi organik dari makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan hingga mikroorganisme atau sisa-sisanya yang bisa jadi sumber energi terbarukan. Contoh biomassa adalah limbah pertanian, kotoran hewan, sampah organik, tebu, jagung dan lainnya.

Hingga akhir 2025 ini, PLN EPI menargetkan penggunaan biomassa mencapai 2,5 juta ton. Sejauh ini, kebijakan tersebut berhasil menurunkan emisi karbon hingga 2,6 juta ton karbon dioksida (CO2e) ekuivalen dari 14 jenis biomassa.

Direktur Bioenergi PLN EPI Hokkop Situngkir optimistis target 10 juta ton biomassa tersebut dapat tercapai mengingat potensi bioenergi di Tanah Air terbentang luas, diperkirakan mencapai 280 juta ton per tahun.

"Untuk 2-3 tahun ke depan, kami punya potensi sekitar 7,3 juta ton, yang sebenarnya ini kami punya di depan mata. Bioenergi itu unik karena molekul fosilnya diganti dengan molekul hayati. Secara life cycle assessment, ini terbukti mampu mereduksi emisi karbon secara signifikan," katanya, dalam forum diskusi Prospek dan Tantangan Bioenergi Nasional, yang dikutip dari keterangan resmi, Rabu (17/12).

Hanya saja, untuk mengejar target tersebut, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama. Sebab, meski potensi biomassa besar, belum bisa sepenuhnya dimanfaatkan karena masih terbatasnya sinergi antar pemangku kepentingan.

"Ini kesempatan yang terbuka sangat lebar, tapi harus ada kolaborasi dari semua kepentingan," kata Hokkop.

Ketua Umum MEBI Milton Pakpahan merekomendasikan peningkatan produksi biomassa guna mendukung target Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) berbasis EBT, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Bioenergi (PLT Bio) sebesar 0,9 gigawatt (GW) hingga 2034.

Saat ini, terdapat sekitar 480 megawatt (MW) PLT Biomassa yang berada dalam tahap konstruksi, tender, maupun perencanaan, dengan kebutuhan biomassa mencapai sekitar 2,5 juta ton.

"Bisa dibayangkan, 4,7 (juta ton) dalam 5 tahun ini tanggung jawab co-firing. Tolong dibantu PLN juga mencarikan solusi, makanya solusinya dalam jangka panjang," jelasnya.

Di sisi lain, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah mengatakan bioenergi punya nilai strategis, yakni mampu menggerakkan ekonomi lokal.

Imaduddin menjelaskan bioenergi memiliki potensi besar dalam mendukung transisi energi nasional sekaligus menopang ketahanan energi. Bioenergi juga relatif lebih handal dibandingkan sejumlah jenis energi lainnya.

"Sehingga bergeraknya bioenergi secara tidak langsung, atau mungkin langsung gitu ya, memberikan dampak kepada produsen di hulu yang memang banyak adalah ekonomi lokal gitu. Jadi memang kita melihat bahwa ini (bioenergi) punya peran strategis," pungkas Imaduddin.

(ldy/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK