BI Jamin Ketersediaan Uang Tunai di Sumatra di Tengah Bencana Banjir
Bank Indonesia (BI) memastikan ketersediaan uang tunai memadai di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) di tengah bencana banjir-tanah longsor.
Deputi Gubernur BI Ricky Perdana Gozali mengatakan kebutuhan uang tunai di wilayah itu akan terpenuhi melalui kantor perwakilan BI di wilayah Sumatera bagian utara, seperti di Medan, Lhokseumawe, Sibolga, dan Pematangsiantar.
"Kondisi sekarang yang ada di bencana di Sumatera bagian utara, ini juga kami berusaha dan memastikan bahwa penyediaan uang rupiah ini tetap kita penuhi sesuai dengan kebutuhan masyarakat," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia secara virtual, Rabu (17/12).
Ricky mengatakan BI bekerja sama dengan bank umum dalam memastikan ketersediaan uang tunai di Aceh, Sumut, dan Sumbar. BI juga telah menambah pengiriman uang tunai ke daerah terdampak melalui berbagai moda transportasi alternatif.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur BI Aida S Budiman mengatakan pihaknya masih menghitung dampak bencana Sumatra terhadap perekonomian nasional. Ia mengatakan dampak bencana tidak bisa dilihat secara sederhana.
"Tidak saja kita harus melihat bagaimana dampak ekonomi semata-mata tapi juga tidak bisa menghilangkan dampak sosial lainnya. Bahkan dalam perhitungan dampak ekonomi itu banyak dimensi yang mesti diperhatikan seperti hilangnya nilai aset, kemudian juga produktivitas, serta adanya upaya positif terkait untuk rekonstruksi bencana," katanya.
Dengan memperhatikan hal tersebut, BI saat ini masih dalam tahap berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melihat data-data dengan lebih lengkap. Sebagai asesmen awal, BI menghitung potensi hilangnya aktivitas ekonomi selama sekitar 32 hari.
Dengan perhitungan sementara tersebut, BI memperkirakan bencana Sumatra berdampak menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,017 persen.
"Dampaknya itu kepada perekonomian memang agak negatif tetapi karena tadi masih perhitungan sementara dalam PDB setahun ini perkiraannya baru minus 0,017 persen," ungkapnya.
(fby/pta)