Allo Bank Guyur Proyek Fraksionasi Plasma Pertama RI Rp3,7 T

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2025 12:37 WIB
Allo Bank mengumumkan pinjaman sindikasi senilai Rp3,7 triliun, bersama Bank Mega ke SKPlasma Core Indonesia buat bangun pabrik fransionasi plasma darah.
Allo Bank mengumumkan pinjaman sindikasi senilai Rp3,7 triliun, bersama Bank Mega ke SKPlasma Core Indonesia buat bangun pabrik fransionasi plasma darah. (arsip foto Allo Bank).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan kesehatan nasional, PT Allo Bank Indonesia Tbk ("Allo Bank") dengan bangga mengumumkan pinjaman sindikasi senilai IDR3,7 triliun, bersama dengan PT Bank Mega Tbk, kepada PT SKPlasma Core Indonesia, perusahaan patungan antara SK Plasma, bagian dari SK Group Korea, dan Indonesia Investment Authority ("INA"), yang bergerak di bidang manufaktur Produk Obat Derivat Plasma (PODP), dalam rangka mendukung pembangunan pabrik produk fraksionasi plasma darah pertama di Indonesia.

Inisiatif strategis ini bertujuan untuk mendukung pengembangan industri fraksionasi plasma dalam negeri guna meningkatkan ketersediaan produk turunan plasma darah
domestik, mengurangi ketergantungan impor, serta memperkuat akses terhadap terapi berbasis plasma darah yang esensial bagi pasien di seluruh Indonesia.

Selain memperkuat fondasi industri kesehatan nasional, proyek ini juga mendorong penciptaan lapangan kerja, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta membuka jalan menuju kemandirian nasional dan potensi ekspor di masa mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 8 Desember 2025 lalu, PT SKPlasma Core Indonesia meluncurkan SK GammaBio dan SK Albumin dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang
diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Peluncuran ini menandai kehadiran PODP nasional pertama yang diproduksi dari plasma donor Indonesia, sekaligus mencerminkan kemajuan penting dalam pengembangan ekosistem terapi berbasis plasma di dalam negeri.

SK GammaBio merupakan terapi immunoglobulin berbasis plasma yang digunakan untuk penanganan imunodefisiensi, penyakit autoimun, serta pencegahan dan pengobatan infeksi, sementara SK Albumin digunakan untuk berbagai kondisi klinis seperti luka bakar, sindrom nefrotik, sirosis hati, dan syok hemoragik.

Dukungan pembiayaan melalui pinjaman sindikasi ini memperkuat kesinambungan pengembangan kedua produk tersebut, khususnya dalam memastikan kesiapan fasilitas
fraksionasi plasma di Karawang sebagai landasan untuk mendukung produksi dalam negeri yang berkelanjutan.

"Pembangunan pabrik fraksionasi plasma ini bukan hanya sekadar investasi finansial, melainkan juga investasi jangka panjang untuk kesehatan seluruh masyarakat Indonesia," ujar Yogi Bima Sakti, Chief Wholesale dan Treasury Allo Bank.

"Kami optimistis bahwa fasilitas ini akan menjadi salah satu pilar utama dalam ekosistem kesehatan nasional, memastikan pasien memiliki akses yang terjamin terhadap produk-produk turunan plasma yang berkualitas tinggi."

Bank Mega secara bersama-sama dengan Allo Bank sebagai satu konglomerasi keuangan kelompok CT Corp terus mengembangkan perannya dalam pembangunan

Indonesia khususnya sektor kesehatan berupa pembangunan fraksionasi plasma darah.Pembangunan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat
kemandirian kesehatan nasional khususnya menjamin plasma darah yang aman, berkualitas dan berkelanjutan," jelas Kostaman Thayib, Direktur Utama Bank Mega.

"Proyek ini menandai langkah penting dalam pengembangan PODP di Indonesia, dengan dimulainya produksi pertama di dalam negeri. Melalui investasi ini, PT SKPlasma
Core Indonesia akan membangun kapasitas produksi yang berkelanjutan untuk meningkatkan akses pasien terhadap obat-obatan esensial yang direkomendasikan oleh
WHO, sekaligus memperkuat dan mengembangkan keahlian teknologi di bidang produk obat derivat plasma, membangun infrastruktur kesehatan, mendorong pengembangan tenaga ahli, serta memastikan peningkatan mutu yang berkelanjutan," ujar Ted Hyunho Roh, Presiden Direktur PT SKPlasma Core Indonesia.

"Pembangunan fasilitas fraksionasi plasma ini merupakan langkah penting dalam memperkuat ketahanan kesehatan Indonesia melalui pembangunan kapasitas produksi
yang berkelanjutan di dalam negeri," ujar Ridha Wirakusumah, Ketua Dewan Direktur INA.

"Melalui kemitraan INA dengan PT SKPlasma Core Indonesia, serta dukungan pembiayaan dari Allo Bank dan Bank Mega, proyek ini memastikan bahwa kebutuhan
terapi berbasis plasma tidak hanya dapat dipenuhi hari ini, tetapi juga dikelola secara konsisten dan terukur dalam jangka panjang. Lebih dari sekadar pembangunan fasilitas, inisiatif ini membangun fondasi industri, mulai dari kepastian pasokan, standar mutu dan tata kelola produksi, hingga kesiapan infrastruktur, yang diperlukan agar pasien Indonesia memiliki akses berkelanjutan terhadap obat-obatan esensial berbasis plasma."

Dukungan terhadap proyek ini sejalan dengan Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) pemerintah yang menekankan pada kemandirian dan inovasi di sektor farmasi.

Ketersediaan produk turunan plasma buatan dalam negeri akan secara signifikan meningkatkan efisiensi dan keandalan rantai pasok obat-obatan, yang pada gilirannya
akan berdampak positif pada biaya kesehatan dan kualitas layanan medis kepada masyarakat Indonesia.

Keberlanjutan pengembangan inisiatif ini tidak terlepas dari dukungan dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, khususnya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Palang Merah Indonesia ("PMI"), Badan Pengawas Obat dan Makanan ("BPOM"), Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia ("BKPM"),
serta seluruh pihak terkait lainnya yang secara konsisten mendukung penguatan ekosistem kesehatan nasional.

(agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER