Menularkan Burung Hantu Predator Alami Atasi Hama Tikus Pertanian

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Des 2025 14:44 WIB
PT PHE melaksanakan 831 program CSR di 2025, termasuk untuk ketahanan pangan. Salah satunya konservasi burung hantu buat basmi hama tikus di pertanian Banggai.
Ilustrasi CSR. PT PHE melaksanakan 831 program CSR di 2025, termasuk untuk ketahanan pangan. (iStockphoto/Chinnapong)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selain melakukan produksi intinya sebagai subholding PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melakukan setidaknya memiliki 831 program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) atau Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Indonesia.

"Selama kurun waktu tahun 2025, Pertamina Hulu Energi memiliki 831 Program Pemberdayaan Masyarakat, dengan berbagai program mulai dari sektor pendidikan, lingkungan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, sampai dengan bencana alam," kata Senior Manager External Communication and Stakeholder Relations PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Fitri Erika kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/12).

Dari itu semua, ada pula yang hasil reduplikasi dari daerah yang dinilai sukses untuk diterapkan di wilayah lain. Salah satunya program terkait konservasi burung hantu untuk membantu petani diBanggai, Sulawesi Tengah mengatasi hama tikus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu, kata Fitri, juga sudah ditularkan atau diterapkan ke daerah lain untuk membantu melakukan konservasi predator alami seperti burung hantu guna mengatasi hama tikus.

"Termasuk juga [direduplikasi] di Pulau Jawa," kata Fitri saat berbincang dengan wartawan usai konferensi pers.

Pada kesempatan itu, Fitri menerangkan saat para petani masih menggunakan aliran listrik untuk mengusir hama tikus, tak jarang justru menjadi korban tersetrum.

Berkaca dari itu, ketika memiliki kesempatan untuk melaksanakan CSR  di lokasi tersebut, terpetiklah ide untuk memanfaatkan predator alami guna mengatasi hama tikus.

Predator alami itu adalah burung hantu endemik Kepulauan Banggai, Serak Sulawesi (Tyto rosenbergii).

"Kami bersama-sama petani berdiskusi apa yang bisa dilakukan, akhirnya kita menyiapkan burung hantu--jadi ada namanya spesies Serak Sulawesi. Kami melakukan konservasi dan menyediakan rumah burung hantu. Dan masalah tikus itu pun terjawab [bisa diselesaikan]," kata Fitri.

Salah satu kandang untuk burung hantu Serak Sulawesi yang menjadi Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Pertamina Hulu Energi untuk mengusir hama tikus di sawah, Banggai, Sulawesi Tengah. (Dok PT PHE)Salah satu kandang untuk burung hantu Serak Sulawesi yang menjadi Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Pertamina Hulu Energi untuk mengusir hama tikus di sawah, Banggai, Sulawesi Tengah. (Dok PT PHE)

Ternyata, bukan hanya menjadi pengusir hama tikus. Fitri Kehadiran burung-burung bermata 'belo' itu menjadi daya tarik wisata edukasi konservasi Serak Sulawesi di wilayah tersebut.

"Kami juga melakukan edukasi terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, dan itu menjadi satu daerah objek wisata untuk melihat edukasi terkait burung hantu Serak Sulawesi," kata dia.

Serak Sulawesi adalah burung hantu endemik di Sulawesi. Selain di Kepulauan Banggai, burung hantu itu juga ditemukan di Kepulauan Sangihe.

Burung hantu ini sangat besar dengan cakram wajah dan mahkota abu-abu, tubuh atas dan sayap merah karat dengan pola gelap yang menyebar.

Hewan predator terbang ini lebih menyukai daerah terbuka seperti lahan pertanian, perkebunan, dan tepi hutan.

Bantuan bencana

Bukan cuma CSR, dalam kesempatan itu, Fitri menerangkan pihaknya pun turut menerjunkan bantuan alat dan relawan hingga mengirim bantuan logistik untuk membantu bencana hidrometeorologi banjir bandang dan longsor di Sumatra. Apalagi, katanya, PT PHE memiliki fasilitas di sekitar lokasi bencana seperti di Pangkalan Susu dan di Aceh Tamiang.

Fitri mengatakan saat bencana terjadi dan akses--baik komunikasi maupun transportasi terputus--pengiriman bantuan dilakukan dengan berkoordinasi dengan SKK Migas. Selain itu, pihaknya pun berkoordinasi dengan  kontraktor-kontraktor di wilayah-wilayah terdekat dari daerah terdampak, sehingga bantuan dapat dikirim dengan lebih cepat.

"Sampai dengan hari ini kami juga masih memiliki posko yang tersentralisasi di Medan untuk penanganan di wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Sementaral di Sumbar (Sumatera Barat) kita koordinasikan dengan BNPB," kata Fitri.

(kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER