Pemerintah menaikkan cadangan beras menjadi 4 juta ton dan jagung ke 1 juta ton pada 2026.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan penetapan ini dilakukan untuk menghadapi panen raya yang diproyeksikan terjadi pada Februari mendatang.
"Jadi harus persiapan dengan matang, penyerapannya, gudangnya. Yang biasanya itu Maret, April, Mei baru panen raya, ini mungkin Februari sudah panen raya Pak ya. Panen raya, jadi harus kita siap, kalau tidak nanti kan harganya bisa jatuh lagi. Itu yang pertama," ujar pria yang akrab disapa Zulhas ini dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Senin (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulhas menjelaskan penetapan cadangan beras pemerintah dari 3 juta ton menjadi 4 juta ton bisa digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan lainnya.
Lihat Juga : |
"Tadi kami putuskan, cadangan beras pemerintah kita dari 3 juta kita naikkan jadi 4 juta. Agar lebih mudah, ya nanti untuk SPHP, untuk bantuan pangan, dan lain sebagainya," jelasnya.
Menteri Pertanian merangkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman menyampaikan kenaikan cadangan jagung dari semula 300 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan program makan bergizi gratis (MBG).
Amran menjelaskan apabila program MBG sudah beroperasi penuh maka kebutuhan ayam akan meningkat menjadi 1 juta ton dan kebutuhan telur 700 ribu ton.
Karenanya, peningkatan cadangan jagung diperlukan untuk menjaga stabilitas harga pakan bagi peternak lokal dalam memenuhi kebutuhan MBG.
"(Stok) pakannya naik agar peternak-peternak ini, peternak untuk petelur dengan ayam, itu bisa diantisipasi kenaikan harga pakan yang melonjak tinggi," ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran mengatakan pengadaan cadangan pangan pemerintah akan dilakukan oleh Perum Bulog yang menyerap dari petani lokal.
"Pengadaannya dari Bulog, dari petani lokal," tambahnya.
(fln/sfr)