Jakarta, CNN Indonesia --
Kastil tua yang usianya berabad-abad itu menjulang di atas bukit di desa Cachtice, Republik Slowakia. Tempat ini seringkali diidentikkan dengan dengan cerita horor gotik.
Namun, tepat 400 tahun yang lalu, pada 21 Agustus, horor itu rupanya bukan isapan jempol semata. Di dalam Kastil Cachtice hidup cerita sepanjang masa tentang pembunuhan massal kaum perempuan. Countess Elizabeth Bathory salah satunya. Perempuan bangsawan itu mengakhiri hidupnya menuju akhir suram.
Ini bukan sebuah ulang tahun untuk dirayakan di Cachtice, tempat di mana teror pemerintahan Bathory masih menghantui penduduk setempat. Namun untuk beberapa orang tersimpan daya tarik yang aneh.
Kota Cachtice menyimpan legenda hitam tentang Darah sang Perempuan Bangsawan atau Blood Countess. Nama mengerikan itu berasal dari cerita urban tentang roh sang bangsawan perempuan yang menampakkan diri dengan tubuh bermandikan darah korbannya.
Menurut legenda, sang bangsawan percaya jika darah gadis perawan dapat mempertahankan kemudaan kulitnya. Kehidupan tentang kerajaan Bathory diangkat sebagai subjek film, buku, dan situs online. Beberapa orang bahkan menganggapnya telah mempengaruhi cerita terkenal Bram Stoker di tahun 1897, Drakula.
Dia itu adalah penguasa dari potongan wilayah yang sekarang bernama Republik Slowakia. Dengan bantuan tiga pelayannya, perempuan ningrat itu menghabisi nyawa antara 100 sampai dengan 650 anak perempuan. Jumlah yang tidak pernah diketahui dengan pasti.
Anak Perempuan yang Hilang
Elizabeth menikahi seorang bangsawan, Ferenc Nadasdy, pahlawan nasional Hungaria saat perang melawan Turki. Setelah kematian suaminya pada 1604 istri sang bangsawan benar-benar lepas kendali.
Dia menetap di Cachtice, tapi kian banyak perempuan desa sekitar menghilang. Menurut cerita, jumlah anak perempuan semakin berkurang, Elizabeth kehilangan korban untuk memuaskan kebiasaan bengisnya.
Dia mulai memancing korban lain dari keluarga dengan kelahiran tinggi. Mereka baru tersadar kemudian, anak gadis mereka tak pernah kembali lagi.
Pada 1610, rumor perbuatan mengerikan itu sampai ke telinga raja Hungaria. Sang raja mengutus wakilnya Palatine Georgy Thurzo untuk menyelidiki. Desember 1610, perempuan bangsawan Bathory itu ditangkap bersama tiga pelayannya yang dibakar dan disiksa di tiang.
Elizabeth tidak diadili, tetapi dikurung di Kastil Cachtice, dan meninggal pada 21 Agustus 1614.
Restorasi Puri
Saat ini Cachtice telah menjadi desa yang makmur. Rumah-rumah besar yang memamerkan pagar tanaman menjulang tinggi, parabola satelit, serta mobil teranyar SUV yang terparkir di jalan masuk.
Ada sebuah tanda yang mengarahkan wisatawan ke kastil yang terletak 2,5 kilometer di tengah cagar alam hutan lebat.
Menuju ke sana adalah 40 menit yang menyenangkan. Menyusuri jalan sempit berbatu di bawah rimbunan pohon ek, pohon beech, dan pohon kastanye. Melewati semak-semak tanaman murbei dan stroberi liar.
Benteng tersebut kini tinggal reruntuhan. Tetapi potretnya yang berdiri sendiri melawan langit biru terlihat megah dan terasing. Juni 2014, kastil itu kembali dibuka setelah dua tahun direstorasi, seperti dikutip dari CNN, Senin (25/8).
Satu menara runtuh pada 1980-an, menyisakan dua menara. Sebuah menara pertahanan di bagian Timur dengan sebuah kapel, dan menara perumahan menghadap ke Selatan di mana Countess Bathory menghembuskan napas terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT