Jakarta, CNN Indonesia -- Pelanggan menangis bukan tujuan sang penjaga toko. Para pekerja Rumah Sakit Boneka (Doll Hospital) di kota Sydney menitikkan air mata semata karena mereka telah jalankan pekerjaan dengan baik.
“Di masa boneka plastik diproduksi secara massal, hanya sedikit rumah sakit boneka di seluruh dunia dapat bertahan”, ujar sang pemilik Geoff Chapman.
"Kami salah satu dari yang terakhir yang berjuang, jika menyangkut boneka hanya segelintir orang yang mampu melakukan pekerjaan semacam itu," kata kakek berusia 67 tahun, kepala bisnis keluarga yang sebelumnya dijalankan sang ayah lebih dari satu abad lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak itu, Doll Hospital memulihkan lebih dari tiga juta boneka, boneka beruang, kuda goyang, dan mainan beroda untuk anak-anak Australia dan Selandia Baru.
"Kami memperbaiki mulai dari boneka sebesar manusia dewasa, dan buaya yang panjangnya 4 meter, tentu saja tidak nyata," kata Chapman bergurau.
Rambut dan mata adalah kerusakan yang biasanya dialami mainan anak-anak itu. Kesenangan terbesar bekerja di rumah sakit boneka adalah tatkala melihat reaksi pelanggan mengambil milik berharga mereka.
"Tempat ini untuk laki-laki dan perempuan, sudah pasti lebih banyak perempuan yang memperbaiki boneka, tapi beberapa lelaki melekat pada boneka beruang juga," kata Chapman, seperti dikutib dari CNN Indonesia, Rabu (27/8).
"Ada pelanggan yang sampai menangis ketika melihat boneka beruang tercintanya seperti baru kembali," ujarnya.
***
Terletak di belakang sebuah toko mainan di pinggir kota sibuk Sydney selatan, para pekerja memperbaiki jari-jari, kapala, dan membetulkan soket mata boneka yang rusak.
Boneka-boneka tersebut sebagian korban amukan anak-anak, serangan anjing, atau persaingan antar saudara.
"Perangkat kerja kami seperti halnya peralatan para ahli bedah yang mengoperasi pasien manusia," kata Kerry Stuart yang bekerja selama 25 tahun di Doll Hospital.
Tak ubahnya rumah sakit, pekerjaan para dokter boneka ini tergantung pada ketersediaan dan jadwal dokter spesialis. Misalnya, khusus memperbaiki kaki, tungkai kaki, dan jari-jari.
Pekerjaan tersulit menurut Stuart adalah memperbaiki ‘boneka seluloid’. Bahannya yang sangat tipis, seperti jaringan, yang terbuat dari salah satu plastik sintetis pertama.
"Sementara yang tidak saya sukai adalah bagian mata. Sangat sulit menyeimbangkan mata agar benar-benar tepat, sehingga perlu waktu. Kadang saya melakukannya sampai tiga kali sebelum saya senang dengan hasilnya," kata Stuart.
Chapman Senior membuka Rumah Sakit Boneka setelah sekumpulan boneka seluloid buatan Jepang yang rusak datang menyerbu, Chapman pun harus memperbaikinya.
Permintaan layanan rumah sakit meroket selama Perang Dunia Kedua. Ketika itu terjadi pembatasan impor yang berarti membeli boneka baru tidak lagi jadi pilihan. Orangtua harus membawa boneka rusak untuk diperbaiki.
"Ayah saya melewati masa perang selama bertahun-tahun, masa tersibuk di Rumah Sakit Boneka. Puncaknya mereka memiliki 70 staf dan enam ruang kerja," kata Chapman.
[Gambas:Video CNN]Sekarang Doll Hospital memiliki 12 staf, beberapa diantaranya bekerja jarak jauh, kami menangani sampai 200 boneka per bulan. "Sekitar 80 persen dari pekerjaan kami datang dari 'anak besar'," kata Chapman.
Klien mereka kebanyakan perempuan paruh baya dan lebih tua. Mereka ingin meneruskan mainan mereka kepada anak dan cucu agar kenangan masa kecil mereka terus hidup.
[Gambas:Most Popular Detikcom]
(win/mer)