Jakarta, CNN Indonesia -- Gelaran karpet merah membentang di sepanjang jalan masuk hotel Beverly Hilton, California. Minggu (11/1) malam waktu Amerika, para valet kewalahan memarkirkan mobil-mobil mewah yang berdatangan. Selebriti-selebriti bergaun cantik dan berjas gagah turun dari dalamnya, berlenggok dan menebar senyum sepanjang jalan.
Golden Globe Awards digelar ke-72 kalinya Minggu (11/1) malam. Beverly Hilton lagi-lagi menjadi saksi bisu berpindahnya piala emas berbentuk bola dunia ke tangan-tangan sineas terbaik. Dinding-dindingnya merekam riuh tepuk tangan, pidato kebanggaan, dan pose-pose indah.
Hotel mewah yang berdiri di atas tanah seluas 3,6 hektar itu memang sering menjadi tuan rumah penghargaan tahunan nan glamor. Mengutip CNN, karpet merah di jalanan hotel itu digelar lebih dari 100 kali tiap tahunnya. Di antaranya untuk Golden Globe Awards, People Magazine Awards, Daytime Emmy Awards, dan jamuan nominator Oscar. "Dengungan soal karpet merah itu efektif mengundang turis," kata Michael Robertson, manajer hotel Beverly Hilton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di balik glamor yang ditampilkan hotel di setiap penyelenggaraan ajang tahunan, ada sejarah drama yang menyelimuti. Diberitakan situs CNN, salah satu
landmark penting Beverly Hills itu dibuka tahun 1955. Sejak itu, ia banyak menjamu pejabat maupun selebriti papan atas. Banyak figur publik yang punya cerita.
Mantan Senator John Edwards misalnya, pernah terpergok di sana bersama kekasih gelapnya. Heidi Fleiss, Madam Hollywood yang diduga keras melakoni kegiatan prostitusi, juga ditangkap di sana. Bahkan salah satu kamar itu menjadi saksi meninggalnya Whitney Houston, pada 2012 lalu.
"Tidak ada hotel mewah yang besar tanpa sentuhan 'buruk'. Sekarang, ketika ada yang menyebut Beverly Hilton orang akan berpikir Whitney Houston," kata Stephen Galloway, perwakilan The Hollywood Reporter.
Hotel itu juga merupakan langganan mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy. Sang presiden dikabarkan sering berbisnis di sana. Ia selalu datang dengan helikopter yang mendarat di atas atap hotel. Tak heran jika foto JFK tergantung di dinding Beverly Hilton.
Rekan politiknya, Richard Nixon juga mengalami fase hidup penting di hotel yang sama. Konferensi pers terakhir yang dilakukannya terselenggara di sana. Itu terjadi setelah ia kalah dari persaingan menjadi Gubernur California, sekitar tahun 1962. "Titik balik hidupnya, bahkan bisa dibilang karier politiknya, berakhir di sini," kata Galloway.
Drama dan intrik di balik Beverly Hilton sebenarnya mulai berkurang saat Berv Griffin membeli properti itu pada 1987. Mantan produser dan pembawa acara bincang-bincang itu mendedikasikan hidup dan uangnya untuk pengembangan hotel.
Robertson, manajer hotel mengatakan, Griffin membuat perbedaan besar di Beverly Hilton dan dunia hiburan. "Dia punya meja di dekat kolam. Dia di sana sepanjang hari, bertemu dengan banyak orang, dan Anda tidak akan pernah tahu siapa yang datang untuk makan siang dengannya," ujar Robertson. Kolam itu hingga kini menjadi tempat berkumpul para tamu hotel.
Mereka di sana bercengkerama, menanti selebriti Hollywood yang kemungkinan menginap di hotel itu. Mereka juga menikmati drama politik maupun Hollywood yang mengalir di setiap denyut hotel. "Hollywood adalah dunia yang tak banyak ditinggali orang. Jika ingin merasakan sesaat saja, ini kesempatan mereka," kata Robertson.
(rsa/utw)