Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Miss Universe 2013, Gabriela Isler terbangun pada tanggal 25 Januari 2015 mendatang, ia bisa saja menjadi sedikit sedih. Hari itu akan menjadi tanda berakhirnya hari tugasnya yang ke 441 sebagai Miss Universe. Hari itu juga menjadi hari terakhirnya menyandang gelar Miss Universe.
"Kemudian saya hanya akan menjadi seorang Gabby lagi," kata Gabriela Isler.
"Masa-masa pemerintahan" Isler memasuki hari-hari terakhirnya, sambil menunggu mahkota Miss Universe di kepalanya berpindah. Tanggal 25 Januari 2015 malam, mahkota bertahtakan berlian ini akan dilepas dari kepalanya dan diberikan kepada gadis cantik lainnya yang sudah bertarung dengan kecantikan dan kepandaiannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah memenuhi masa tugasnya selama setahun dan berkeliling dunia tanpa henti, Isler mengaku siap melihat kelanjutan babak "hidup baru" membawanya.
"Sebelum semua ini (Miss Universe), saya hanyalah seorang gadis biasa yang sederhana. Tidak ada
make up, tidak ada tatanan rambut, tidak ada hak tinggi, saya hanya seorang gadis biasa yang menyelesaikan pendidikan saya," kata Isler dilansir dari
TVNZ. "Ini mengubah hidup saya. Dan ini membuat saya merasa sangat percaya diri dan cantik. Sekarang saya senang dengan diri saya sendiri setiap harinya."
Menjadi seorang Miss Universe, diakui Isler sangat mengubah hidup dan kepercayaan diri. Sekalipun banyak orang mengatakan, ajang ini hanyalah kontes kecantikan semata, namun ia mengaku mendapatt banyak pelajaran dengan menjadi seorang Miss Universe. "Saya belajar untuk menjadi bahagia. Saya juga belajar menjadi lebih baik dari semua aspek, sebagai seorang anak perempuan, saudara perempuan, kekasih, dan teman. Ini mengubah hidup saya," ujarnya.
Momen paling tak terlupakan sepanjang sejarah masa tugasnya ternyata ada pada hari dia akan bertemu dengan Paus di Vatikan. Ia berkunjung ke Vatikan pada tanggal 3 September 2014. "Sehari sebelum berangkat saya tidak bisa tidur karena sangat bersemangat. Saya tidak percaya itu nyata. Saya seperti, sungguh, saya akan bertemu Paus? Saya pergi ke Vatikan dan tidak bisa berhenti menangis dan menangis. Saya tidak bisa tidur. Dan hari itu, saya menyadari, itu nyata," ucapnya antusias.
Ia pun mendengar Paus Francis berbicara tentang peran perempuan dalam Gereja. Ia pun menerima berkat langsung dari Paus.
Perempuan asli Venezuela ini memang sangat membanggakan negaranya. Ia menjadi sebuah contoh perempuan di negaranya sendiri di sela-sela kegiatannya sebagai Miss Universe 2013. Dan setelah aktivitas Miss Universenya selesai, ia berencana akan tetap melanjutkan dan meningkatkan usahanya unruk memerangi masalah kehamilan remaja di tanah airnya.
"Selama masa tugas, saya menemukan siapa diri saja," kata Isler. "Meski sudah selesai bertugas, saya ingin terus melakukan banyak hal yang berkaitan dengan upaya kemanusiaan. Jadi salah satu bab baru dalam hidup saya mungkin adalah jadi juru bicara untuk organisasi yang berbeda. Tetapi yang pertama kali, bayi saya adalah memulai yayasan saya sendiri di Venezuela yang bisa membantu meningkatkan kesadaran dan pendidikan serta nilai keluarga untuk perempuan muda."
Meski masa tugasnya hampir berakhir, namun Isler ternyata masih punya mimpi. Sayang, mimpinya tidak akan terwujud. "Saya bermimpi untuk bisa memberikan mahkota saya di Venezuela. Saya tidak bisa meminta tempat yang lebih baik lagi selain mengakhiri masa tugas dan menutup satu bab dalam hidup saya di tengah masyarakat Venezuela dan di tengah lingkungan serta energi Latin ini," katanya.
Saat malam penobatan Miss Universe yang baru, Isler mengatakan ia mungkin bisa saja menangis. Namun bukan airmata kesedihan karena jabatannya berakhir. Namun air matanya merupakan sebuah penggambaran rasa takut sekaligus kegembiraan untuk apa pun yang akan terjadi selanjutnya dalam hidup.
"Saya tidak sabar untuk bangun dan hanya menikmati hari," ucapnya. "Sarapan di tempat tidur dan memiliki hari-hari di mana saya bisa membuat keputusan untuk diri sendiri dan memulai impian saya."
(chs/utw)