Jakarta, CNN Indonesia -- Anggapan bahwa anak gemuk itu lucu dan sehat ternyata saat ini harus mulai diwaspadai. Bagi Anda yang memiliki anak atau keluarga dengan berat badan yang berlebih sebaiknya Anda waspada karena siapa tahu anak tersebut mengalami obesitas.
Obesitas atau kegemukan pada anak dapat menyebabkan dampak yang signifikan bagi kesehatan fisik, jiwa, dan sosial anak. Obesitas bisa dibilang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari keturunan, gizi yang tidak seimbang, kondisi sosio-ekonomi, maupun karena mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Salah satu penyebab obesitas adalah kelebihan asupan makanan maupun cairan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan yang dikeluarkan oleh tubuh. Akibatnya sisa makanan yang tidak dikeluarkan tubuh akan mengendap menjadi lemak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah yang masuk harus lebih banyak daripada yang keluar. Tapi kalau jumlahnya berlebih lagi, itu bisa mendem di tubuh," ujar dokter spesialis anak, Sudung O. Pardede, ketika ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (21/1).
Asupan makanan dan cairan itu pun harus disesuaikan dengan aktivitas anak. Jumlah asupan yang dibutuhkan anak dengan aktivitas olahraga yang banyak, misalnya, tentu akan berbeda dengan jumlah asupan untuk anak dengan kegiatan yang lebih sedikit. Hal ini harus benar-benar diperhatikan karena anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan.
Untuk melihat apakah seorang anak mengalami obesitas atau tidak sebenarnya cukup mudah. Anda bisa melihat secara kasat mata bahwa anak itu memang kegemukan. Kalau anak gemuk di bawah umur dua tahun biarkan saja. Namun, setelah ia berumur dua tahun kegemukan harus diwaspadai dan ditindaklanjuti.
Menurut Sudung, untuk mengukur obesitas juga bisa menggunakan Indeks Massa Tubuh. Rumusnya adalah berat badan dibagi dengan tinggi badan pangkat dua. Jika hasilnya lebih dari 27, berarti anak sudah mengalami obesitas. Hal ini jugga bisa digunakan untuk menghitung obesitas pada anak.
Namun, ada cara yang khusus yang digunakan untuk menentukan status obesitas pada anak dengan menggunakan kurva pertumbuhan persentil indeks massa tubuh untuk anak usia 2-20 tahun dan jenis kelamin.
"Kalau di atas persentil 85 itu berat badan berlebih. Kalau 95 atau di atas persentil 95 itu obesitas," kata Sudung.
(mer/mer)