Jet Lag Bisa Disembuhkan dengan Kilatan Cahaya

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 03 Feb 2015 16:26 WIB
Sindrom perubahan zona waktu, disebut juga dengan jet lag, kerap menyerang siapapun yang bepergian lewat udara.
Ilustrasi penumpang pesawat (Pixabay/RyanMcGuire)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sindrom perubahan zona waktu, disebut juga dengan jet lag, kerap menyerang siapapun yang bepergian lewat udara. Namun kini, para ilmuwan telah menemukan cara untuk mengobati jet lag dengan kilatan cahaya.

Para ilmuwan mengaku telah menemukan tombol utama di otak yang bisa mengatur ulang jam tubuh manusia. Cukup dengan menjentikkan saklar di otak dengan sinar cahaya.

Para ilmuwan Amerika Serikat tersebut menjelaskan, cara tersebut dapat memengaruhi cara orang bereaksi setelah melakukan perjalanan jarak jauh atau mereka dengan jam kerja yang tidak teratur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menggunakan laser optik, yaitu kedipan cahaya sinar bertenaga tinggi ke mata, para ilmuwan berpikir mereka barangkali dapat mengubah perasaan alami seseorang di daerah otak yang disebut sebagai suprachiasmatic nucleus.

Tes awal yang dilakukan terhadap tikus menemukan 'tombol reset' di daerah otak yang disebut sebagai suprachiasmatic nucleus, letaknya di atas mata.

Mengatur jam biologis

Para ilmuwan dari Vanderbilt University di Nashville, Tennessee, mengatakan bahwa mereka bisa mengubah aktivitas waktu di otak tikus. Temuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience.

Dilansir dari laman resmi Nature Neuroscience, tikus-tikus nokturnal tersebut dibuat lebih aktif di siang hari, ketika mereka biasanya tidur.

Tim peneliti berpikir bahwa mereka bisa mengatur ulang jam biologis yang menguasai tubuh. Pada akhirnya, bisa mengarah pada pengobatan baru untuk kondisi kesehatan, seperti gangguan afektif musiman, mengurangi efek merugikan kesehatan akibat bekerja shift malam, serta memungkinkan pula dapat menyembuhkan jet lag.

Hampir semua makhluk hidup memiliki mekanisme internal, disebut sebagai ritme sirkadian atau jam tubuh.

Fungsinya untuk menyinkronkan fungsi tubuh dengan pola 24 jam rotasi bumi. Pada manusia dan mamalia lainnya, jam tubuh biologis diatur oleh indra tubuh. Yang terpenting yakni cara mata memandang terang dan gelap, serta cara kulit merasakan perubahan suhu udara.

Mekanisme tersebut mengatur ritme aktivitas manusia sehari-hari, termasuk tidur, pola bangun, metabolisme tubuh. Mekanisme tersebut juga menentukan apakah kita termasuk orang 'pagi' atau orang 'malam'.

Melawan jam biologis

Namun, tekanan dari kehidupan modern mengharuskan kita bekerja semakin melawan jam tubuh kita, mempertaruhkan masalah kesehatan jangka panjang dari serangan penyakit metabolik.

Studi terpisah menemukan, orang-orang yang bekerja shift malam, atau mereka yang terlalu sedikit tidur, lebih rentan terserang kondisi buruk kesehatan, seperti depresi, kanker, dan obesitas.

Profesor Douglas McMahon menjelaskan, “Kami menemukan bahwa kita bisa mengubah ritme tidur dan bangun hewan dengan merangsang secara artifisial neuron di dalam jam biologis utama, yang terletak di daerah otak yang disebut dengan suprachiasmatic nucleus.”

Suprachiasmatic nucleus jauh lebih aktif selama siklus bangun alami tikus. Para ilmuwan dapat membuat sel-sel saraf di bagian otak menyala kapanpun mereka inginkan. Membuat tikus berpikir, sudah waktunya untuk bangun.

Caranya, dengan mengubah sel secara genetik agar lebih sensitif cahaya, kemudian, menyinari laser ke dalam mata. Teknik yang sama dapat dilakukan pada manusia. Yakni dengan menyuntikkan virus yang dapat mengubah sel-sel dalam inti suprachiasmatic, lalu mengulangi perawatan cahaya.


(win/mer)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER