Jakarta, CNN Indonesia -- Blogger fesyen Dina Torkia atau kadang menyebut dirinya Dina Tokio, mulai aktif di blognya saat dia bekerja di sebuah
call center. Di sebagian besar waktunya, aktivitas Dina khas seorang blogger fesyen. Perempuan berusia 25 tahun yang juga menjalankan situs Days of Dolls itu mengisi akun media sosialnya dengan banyak foto diri yang menjajal beberapa fashion item. Sebagian besar foto-fotonya berlatar belakang kehidupan urban dan biasanya diselingi dengan promosi beberapa produknya sendiri.
Dina hingga saat ini juga punya statistik media sosial yang cukup mengesankan. Dia punya sebanyak 33 ribu follower di Instagram. Sementara akun Youtube-nya rata-rata dilihat 30 ribu orang.
Dia adalah bagian dari gelombang ‘hijabi blogger’ — para muslimah yang bersuara tentang kecintaan mereka akan fesyen sembari tetap menggunakan hijab. Di semua gambar di situsnya, Dina selalu menggunakan hijab, tak peduli sedang sesantai apapun penampilannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya pikir berbusana dengan cerdas adalah cara saya menampilkan diri saya dan agama saya,” katanya kepada
Guardian. “Saya pikir mengapa seseorang tak bisa tertarik pada fesyen sekaligus jadi seorang muslim?”
Buat Dina yang berdarah Inggris dan Mesir sendiri kedua hal itu — fesyen dan menjadi muslimah — bukanlah hal yang perlu dipertentangkan.
Perempuan yang dibesarkan di London dan Cardiff, Wales ini sudah tertarik pada dunia fesyen sejak remaja. Namun saat kuliah dia memutuskan berhenti belajar desain di sebuah universitas, “karena saya mengenakan kerudung dan itu mungkin terlihat aneh, jadi saya keluar saja.”
 Dok. Dina Torkia Instagram (@dinatokio) |
Dina sempat kuliah di tiga bidang ilmu berbeda tapi kemudian semua berhenti di tengah jalan. “Karena saya belajar sesuatu yang tak menarik hati saya. Lalu saya memulai blog saya di tahun 2011,” katanya. “Di dunia inilah saya bisa menunjukkan pada dunia bagaimana orang bisa terlihat menarik mengenakan kerudung.”
Awalnya menulis blog cuma hobi karena Dina bekerja di sebuah
call centre, akhirnya Dina tercatat menjadi blogger fesyen ternama di Inggris. Bahkan kini dia digandeng merek fesyen Liberty untuk rangkaian produk scarf. Suaminya, Sid juga ikut bergabung dengannya di bisnis ini.
Dina kini juga menjadi pembawa acara World Muslimah — kontes kecantikan khusus muslimah — yang berlangsung di Indonesia setiap tahun. Dari kontes yang mengumpulkan sejumlah kontestan dari Indonesia, Iran, Bangladesh, Dina mengatakan mendapat pelajaran penting. “Bagaimana kini hijab digunakan dalam berbagai cara yang berbeda berdasarkan budaya setempat, bukan lagi soal agama.”
Salah satu yang membuka mata Dina lebih lebar dalam memandang hijab adalah Indonesia. Dia melihat perempuan Indonesia yang berhijab punya dasar yang sungguh berbeda.
“Indonesia punya bintang pop yang juga berhijab! Bisa dibayangkan tidak? Tapi itu terjadi di Indonesia,” kata Dina takjub. Padahal dia sendiri saat ini juga mendekati status sebagai selebriti.
Ketenarannya bukan tak disadari Dina. Setidaknya beberapa area yang populasinya banyak orang Asia di Birmingham dan London namanya cukup disamakan dengan bintang pop. “Saya merasa itu aneh, tapi saya sadar mereka hanya ingin bersikap baik pada saya.”
Namun Dina tetap tak ingin jadi model atau apapun dengan ketenarannya itu. Dina sekadar ingin agar hijab dilirik dengan pandangan berbeda di dunia fesyen pada umumnya. “Bahwa memang ada faktor ketakutan akan hijab karena orang hanya membacanya di berita. Tapi saya mengenakan hijab seperti yang saya suka,”katanya.
 Dok. Dina Torkia Instagram (@dinatokio) |
(utw/utw)