Jakarta, CNN Indonesia -- Nyamuk ternyata suka pilih-pilih darah manusia yang akan digigitnya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa nyamuk sangat menyukai aroma tubuh manusia yang baru saja selesai berolahraga. Alasannya karena asam laktat, asam urat, dan octenol yang dihasilkan saat Anda berkeringat.
(Baca juga:
Nyamuk Sangat Tergoda Aroma Keringat Sehabis Olahraga)
Selain itu, golongan darah juga ikut memengaruhi ketertarikan nyamuk. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O dua kali lebih mungkin untuk mendapatkan gigitan nyamuk ketimbang orang-orang bergolongan darah B. Golongan darah A bahkan kurang populer dibanding golongan darah B.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
85 Persen manusia juga mengeluarkan zat kimia yang dapat memberitahu nyamuk tentang golongan darahnya. Tentu saja orang-orang ini lebih mungkin dikejar nyamuk ketimbang orang yang masuk kategori 15 persen lainnya.
Nyamuk suka perempuan hamil dan orang gemuk Berapa banyak karbon dioksida yang Anda keluarkan saat bernapas juga memengaruhi ketertarikan nyamuk.
Nyamuk betina menggunakan berbagai teknik untuk mencari mangsa. Tapi salah satu yang paling penting adalah kehadiran karbon dioksida, gas yang tak terlihat, tidak berbau yang manusia keluarkan saat membuang napas.
Secara umum, orang-orang bertubuh gemuk dan perempuan hamil lebih mungkin masuk ke dalam radar nyamuk karena karbon dioksida yang dikeluarkannya lebih banyak.
Nyamuk menggunakan organ yang disebut maxillary palp untuk melihat awan karbon dioksida sebelum menyerang manusia. Organ ini disetel begitu halus sehingga dapat mendeteksi gas dari jarak lebih dari 160 kaki atau sekitar 48 meter.
Orang bertubuh gemuk cenderung memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi, karena mereka membakar lebih banyak energi ketika tubuh sedang beristirahat. Hal ini karena tubuh mereka lebih besar dan lebih banyak energi yang dibutuhkan untuk memompa darah dan terus bergerak.
Dan karena mereka membakar lebih banyak bahan bakar sepanjang waktu, mereka menghasilkan lebih banyak karbon dioksida - sebuah produk sampingan dari perubahan makanan menjadi energi - dibandingkan orang dengan tingkat metabolisme yang lebih rendah.
Ada beberapa bukti bahwa orang-orang bertubuh tinggi atau gemuk juga berisiko lebih besar digigit nyamuk hanya karena ukuran tubuh mereka yang lebih besar, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh ahli nyamuk dunia, Dr James Logan, yang diterbitkan dalam jurnal BioMed Central pada tahun 2010.
(mer/mer)