Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak hal yang bisa dipelajari dari Bandung yang kini sedang giat-giatnya membangun sejumlah taman kota.
Pertama, membuat taman kota mestinya tak sekadar asal melihat lahan kosong lantas ditanami dan dipasangi berbagai fasilitas semata.
"Kita harus melihat kebutuhan masyarakat sekitarnya juga," kata Arif Prasetya, Kepala Dinas Pertamanan Kota Bandung, mewakili Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, saat meresmikan Taman Gesit, pada Rabu (1/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, untuk daerah yang masyarakatnya banyak berusia lanjut tentu lebih baik jika fasilitas yang dipasang adalah tempat untuk berjalan santai dengan banyak bangku untuk beristirahat.
"Kan, tidak lucu kalau kami memasang ayunan di taman yang sebagian besar warganya adalah lanjut usia, " kata Arif.
Perkara kedua yang penting untuk dipikirkan saat membuat taman kota adalah konsep yang matang. Taman Gesit yang baru dibuka, misalnya, secara tegas disebutkan bukan untuk anak-anak dan balita, demikian pula konaep pembangunannya.
Mulai dari letak taman yang langsung berhadapan dengan jalan besar dua arah, sampai berbagai fasilitas permainan fisik yang pasti tak sesuai dengan anak-anak. Namun sangat cocok untuk remaja yang membutuhkan lebih banyak kegiatan fisik.
"Apalagi taman ini kan dekat dengan Universitas Padjajaran," kata Arif. "Buat anak-anak dan balita, Bandung juga punya Taman Ade Irma Suryani kok yang lebih cocok, " kata Angelique pimpinan Nutrifood Green Commitee yang jadi mitra pembangunan Taman Gesit menambahkan.
Saat ini, Bandung, menurut Lusi Lesminingwati, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Bandung, populasi penduduknya 60 persen adalah kaum muda. Mereka adalah kelompok punya kreativitas yang bisa terus dikembangkan jika memiliki lahan dan sarana yang tepat.
“Setidaknya kini sudah 30 persen dari taman-taman tematik yang kami rencanakan, “ kata Lusi.
Arif menambahkan, rencananya nanti ada sekitar 52 taman di sejumlah Rukun Warga yang akan masih akan dikembangkan.
“Kalau mau menarik warga dari sekadar wisata ke mal-mal ya salah satunya dengan membangun taman-taman tematik seperti ini,” kata Angelique menegaskan.
(utw/vga)