Jakarta, CNN Indonesia -- Sama seperti batik di zaman dulu yang nyaris hilang ditelan era modernisasi, jamu juga bisa bernasib sama. Budaya minum jamu sekarang ini sudah nyaris hilang, khususnya di kalangan anak-anak muda.
"Inilah tantangannya di masa kini, bagaimana caranya untuk bisa memasyarakatkan kembali jamu," ucap Putri K. Wardani, Presiden Direktur PT Mustika Ratu kepada CNN Indonesia di Istana Bogor, Rabu (24/4).
"Semua bahan pembuat jamu ada di sekitar kita, sudah disediakan alam hanya tinggal diolah saja."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang membuat anak muda tak suka minum jamu? Alasan pertama, kata Putri, jamu seringkali diasumsikan sebagai minuman orang tua atau minuman kuno.
Alasan kedua mengapa jamu kalah populer dengan minuman lainnya adalah karena rasanya yang pahit. "Umumnya rasa jamu pahit, tapi sekarang ini, jamu sudah bervariasi.
Selain itu ada juga inovasi baru. Jamu tidak harus digodok lalu diminum sehingga terasa pahit. Jamu sekarang sudah ada yang berbentuk tablet jadinya sudah tidak terasa lagi pahitnya," katanya menjelaskan.
Ketiga, turunnya popularitas jamu juga dikarenakan terbatasnya akses untuk mendapatkan minuman kesehatan ini. "Dulu banyak penjual jamu yang lewat di depan rumah. Sekarang kan sudah jarang."
(chs/mer)