Tabrak Motif Kain Tradisional yang Terpengaruh K-Pop Style
Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Minggu, 10 Mei 2015 09:41 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Musa Widyatmodjo termasuk salah satu desainer Indonesia yang gemar menggunakan kain wastra untuk membuat busananya. Untuk menambah nilai jual produknya, ia pun kerap menambahkan tren modern yang memang sedang berkembang.
Hal ini bisa dilihat dari koleksi busana laki-laki yang ia buat dengan label Musa Widyatmodjo. Busana yang kebanyakan terdiri dari kemeja ini mengusung desain tabrak motif yang identik khas budaya pop.
"Kenapa saya berani mengeluarkan konsep kemeja, jas, yang tabrak motif? Karena ada pengaruh K-pop style," ujar Musa.
Tak bisa dimungkiri, budaya berbusana ala Negeri Ginseng itu memang cukup populer di kalangan masyarakat, terutama para pemuda. Mungkin ini menjadi salah satu target Musa untuk mengincar Kaum Adam yang masih muda.
Namun ternyata alasannya lebih dari itu. "Saya mencoba melestarikan teknik tradisional ke dalam busana modern. Inilah bukti saya tidak main-main dalam budaya. Saya terus membawa ke dalam industri komersialisasinya," kata Musa.
Dalam koleksi busananya, ia memang menggabungkan berbagai motif kain khas Indonesia seperti kain tenun Ende yang dikombinasikan dengan lurik dan batik kawung.
Ada juga baju dengan motif lurik dan paduan motif kotak-kotak dari kain sarung. Meski motifnya saling tabrak, namun Musa memadukannya dengan sangat apik.
Tak hanya menerapkan pada busana, Musa juga mengaplikasikan K-pop Style pada dasi. "Dasi saya menciptakan bagaimana membuatnya dengan kain tradisional seperti ini. Ini K-pop sekali," ujar Musa sambil menunjukkan koleksinya.
Pada dasinya, desainer yang sudah bergelut di dunia fesyen sejak 24 tahun lalu itu menggabungkan kain lurik dengan kain tenun. Atau ada juga kain lurik yang dijadikan dasi dengan detail sulaman.
"Ini dari lurik, ada detail sulamannya," ujar Musa. "Ini akan terlihat bagus dipadukan dengan kemeja polos, misalnya warna putih. Ada kesan edgy-nya juga."
Meski terinspirasi dari K-pop ia sama sekali tak menggunakan hal-hal berbau Korea. Semuanya 100 persen Indonesia.
(mer/mer)
Hal ini bisa dilihat dari koleksi busana laki-laki yang ia buat dengan label Musa Widyatmodjo. Busana yang kebanyakan terdiri dari kemeja ini mengusung desain tabrak motif yang identik khas budaya pop.
"Kenapa saya berani mengeluarkan konsep kemeja, jas, yang tabrak motif? Karena ada pengaruh K-pop style," ujar Musa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ternyata alasannya lebih dari itu. "Saya mencoba melestarikan teknik tradisional ke dalam busana modern. Inilah bukti saya tidak main-main dalam budaya. Saya terus membawa ke dalam industri komersialisasinya," kata Musa.
Dalam koleksi busananya, ia memang menggabungkan berbagai motif kain khas Indonesia seperti kain tenun Ende yang dikombinasikan dengan lurik dan batik kawung.
Ada juga baju dengan motif lurik dan paduan motif kotak-kotak dari kain sarung. Meski motifnya saling tabrak, namun Musa memadukannya dengan sangat apik.
Tak hanya menerapkan pada busana, Musa juga mengaplikasikan K-pop Style pada dasi. "Dasi saya menciptakan bagaimana membuatnya dengan kain tradisional seperti ini. Ini K-pop sekali," ujar Musa sambil menunjukkan koleksinya.
Pada dasinya, desainer yang sudah bergelut di dunia fesyen sejak 24 tahun lalu itu menggabungkan kain lurik dengan kain tenun. Atau ada juga kain lurik yang dijadikan dasi dengan detail sulaman.
"Ini dari lurik, ada detail sulamannya," ujar Musa. "Ini akan terlihat bagus dipadukan dengan kemeja polos, misalnya warna putih. Ada kesan edgy-nya juga."
Meski terinspirasi dari K-pop ia sama sekali tak menggunakan hal-hal berbau Korea. Semuanya 100 persen Indonesia.
(mer/mer)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER