Jakarta, CNN Indonesia -- Tahukah Anda bahwa minyak yang digunakan untuk memasak makanan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh? Masalahnya, minyak kelapa sawit yang biasa digunakan orang Indonesia hampir 50% komposisinya terdiri dari lemak jenuh.
Padahal lemak jenuh dapat meningkatkan kadar lemak dan kolesterol. Akibatnya, kita berpotensi mengalami kegemukan dan sakit jantung. Untuk menghindari ancaman kesehatan tersebut, Anda bisa mencari alternatif lain.
Beralihlah ke minyak kanola, minyak sawit atau minyak zaitun yang kandungan lemak jenuhnya jauh lebih rendah. Cara membuktikannya sangat mudah. Di suhu rendah, ketiga minyak tersebut tidak membeku seperti halnya minyak sawit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah tampilan minyak sawit, minyak jagung dan minyak kanola setelah dimasukkan ke dalam kulkas.
Setelah dua hari didiamkan dalam suhu 0° C, minyak sawit membeku sepenuhnya. Sementara minyak jagung dan minyak kanola masih bening seperti kondisi awal. Hal ini menunjukkan seberapa banyak kandungan lemak jenuh yang terdapat di dalam minyak kelapa sawit.
Selain rendah kandungan lemak jenuh, minyak jagung dan minyak kanola juga sama-sama kaya akan kandungan Omega 3 yang baik untuk kesehatan jantung. Lalu apa perbedaan minyak jagung dan minyak kanola?
Perbedaannya hanya di aroma. Minyak kanola dibuat dari biji bunga kanola sehingga memiliki aroma tumbuh-tumbuhan seperti minyak zaitun. Sementara minyak jagung memiliki aroma khas yang mampu membuat masakan terasa lebih sedap.
Selain beralih ke minyak kanola atau minyak jagung, ada juga cara lain yang efektif untuk menjaga kesehatan. Sebisa mungkin hindari metode
deep frying untuk mengolah makanan. Masih banyak cara memasak lain yang tak kalah lezatnya seperti menumis, memanggang atau
pan frying.
Demi terhindar dari kegemukan dan resiko sakit jantung, tak ada salahnya beralih ke gaya hidup yang lebih sehat kan?
(odh/odh)