Bahaya Mematikan Senyawa Fenol pada Lumpur Lapindo

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 29 Mei 2015 17:54 WIB
Keberadaan fenol bisa menjadi sumber pencemaran yang membahayakan kehidupan manusia.
Semburan Lumpur Lapindo sudah berumur 9 tahun dan tak juga tuntas penyelesaiannya. Sembilan warga juga menggelar aksi mandi lumpur, 24 Mei 2015. (Detik.com/Suparno)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, 29 Mei 2015, tepat sembilan tahun muntahan lumpur lapindo menyembur di sebuah desa di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sembilan desa terkubur dan 470 hektare lahan tergenang lumpur vulkanik dari proyek pengeboran milik Lapindo Brantas Inc.

Lumpur vulkanik tidak hanya membuat warga kehilangan ribuan rumah, puluhan sekolah, belasan rumah ibadah, infrastruktur warga, dan ratusan hektare persawahan warga, tapi juga mengancam kesehatan orang-orang di lingkungan sekitar karena mengandung senyawa fenol yang sangat berbahaya.

Fenol atau asam karbolat, atau benzenol, adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Salah satu aktivitas senyawa fenol terdapat di dalam limbah cair buangan industri pulp kertas sebagai senyawa toksik dan sumber pencemaran lingkungan. Fenol merupakan antiseptik dagang triklorofenol, atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenol juga berfungsi dalam pembuatan obat-obatan, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.

Senyawa fenol juga dapat ditemukan di perairan. Keberadaan fenol bisa menjadi sumber pencemaran yang membahayakan kehidupan manusia maupun hewan air. Sumber yang memiliki kemungkinan terbesar terpapar fenol adalah manufaktur dan lokasi limbah berbahaya.

Itu sebabnya, orang-orang yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah, lokasi limbah berbahaya, atau tanaman yang memproduksi fenol adalah populasi yang paling mungkin terkena.

Dilansir dari laman eoearth, fenol dapat masuk ke dalam tubuh ketika seseorang mengonsumsi minuman atau makanan yang terkontaminasi, atau menelan makanan yang mengandung fenol. Fenol yang terpapar di kulit dengan mudah akan menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh.

Fenol juga masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru ketika seseorang bernapas di udara atau menghirup asap tembakau yang mengandung fenol. Jika seseorang terpapar udara yang mengandung fenol, maka fenol dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan paru-paru. Fenol dapat mencapai organ di dalam tubuh dan menyebabkan efek samping yang merugikan.

Kisaran normal fenol di dalam urine individu yang terpapar adalah 0,5 – 80 miligram fenol per liter urine.

Sejumlah efek pada manusia akibat menghirup fenol di udara telah dilaporkan. Efek jangka pendek di antaranya adalah iritasi pernapasan, sakit kepala, dan mata terbakar. Sementara itu, efek kronis paparan tingkat tinggi fenol adalah kelemahan, nyeri otot, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelelahan.

Efek paparan tingkat rendah jangka panjang termasuk di antaranya meningkatnya kanker pernapasan, penyakit jantung, dan efek pada sistem kekebalan tubuh. Paparan tingkat rendah fenol yang terjadi secara berulang-ulang dapat menyebabkan diare dan sariawan pada manusia.

Menelan fenol dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian. Efek fenol melalui paparan kulit dapat menyebabkan kerusakan hati, diare, urin berwarna gelap, dan kerusakan sel darah merah.

Kulit yang terpapar relatif dalam jumlah kecil konsentrasi fenol dapat mengakibatkan kematian pada manusia.

Belum diketahui apakah fenol dapat menyebabkan kanker pada manusia. Namun, kanker telah terbukti terjadi pada tikus ketika fenol diaplikasikan pada kulit beberapa kali setiap minggu sepanjang hidup tikus.

(win/mer)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER