Jangan Punya Hewan Peliharaan Jika Hanya Untuk Tren

Utami Widowati | CNN Indonesia
Minggu, 31 Mei 2015 05:35 WIB
Sayangnya pada sebagian masyarakat Indonesia ada yang lebih suka membuang hewan peliharaan saat sudah tua.
Sayangi hewan peliharaan sepenuh hati sejak berkomitmen untuk memeliharanya. (CNN Indonesia/ Utami Widowati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Minggu pagi adalah saat yang tepat dan asyik untuk melakukan olah raga. Terlebih jika bisa ditemani oleh hewan peliharaan tersayang seperti anjing misalnya.

Inilah yang dilakukan Fanny (26) warga Jakarta Timur saat ditemui CNN Indonesia di Senayan beberapa waktu lalu. Dengan penampilan busana sporty Fanny terlihat asyik menuntun anjing jenis shih tzunya bernama Pedro.

“Pedro tidak ikut lomba lari bersama anjing ini. Cuma mengantar saudara yang ikut kompetisi,” kata Fanny yang menyebut Pedro kini sudah berusia 9 bulan. Fanny mengadopsi Pedro dari temannya saat si anjing berwajah lucu itu baru berusia 3 bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Fanny memiliki hewan peliharaan ibarat punya bayi. “Ya bawaannya lengkap juga. Di dalam tas ini ada makannya, minum juga tisu basah. Kayak bayi saja.”

Fanny mengatakan paling sedih jika melihat orang memiliki hewan peliharaan jika hanya ikut-ikutan tren semata.

“Jangan cuma karena merasa mampu beli. Sebaiknya sih mengurus ya sampai mati. Perhatikan, beri mereka unconditional love,” kata perempuan yang terbiasa memelihara anjing sejak usia kanak-kanak ini. “Pedro ini anjing ke tujuh milik saya.”  

Menurut Fanny hal itu layak dilakukan terhadap hewan peliharaan karena toh dalam keseharian manusia mendapatkan kenikmatan memperhatikan tingkah dan kelucuan si hewan peliharaan.

“Kalau Pedro sukanya di rumah lompat-lompatan. Gigit-gigit bantal, biasa sih,” kata Fanny yang biasa menyediakan dana sekitar Rp 400 ribu dalam satu bulan untuk kebutuhan makan, kesehatan dan ke salon untuk anjingnya.   

Perlakukan seperti anggota keluarga

Apa yang dilakukan Fanny menurut Drh. Erren, semestinya dimiliki oleh banyak anggota keluarga di Indonesia. Sayangnya pada sebagian lagi masih ada yang lebih suka membuang hewan peliharaan saat sudah tua.

Padahal menurutnya jika dirawat dengan benar dan diperlakukan layaknya anggota keluarga dengan penuh kasih sayang, hewan peliharaan bisa jadi teman yang menyenangkan.

Termasuk di dalamnya dengan memperhatikan perilaku hewan dan secara rutin membawa hewan peliharaan cek kesehatan ke dokter.

“Misalnya juga untuk mensterilkan hewan. Agar tidak mudah berkembang biak sembarangan,” kata Erren kepada CNN Indonesia. Tindakan mensterilkan hewan peliharaan menurut Erren bukan tindakan jahat jika dilakukan demi kesehatan si hewan sendiri.

Karena dia mencontohkan pada hewan baik kucing atau anjing, jika tindakan itu tak dilakukan pada usia 5-6 bulan dampaknya bisa fatal.

“Ada penyakit pada hewan akibat berkumpulnya nanah dalam peranakan karena darah haid yang naik  ke arah peranakan atau  terlalu banyak melahirkan,” kata Erren.

Erren menyebut di Malaysia, tempatnya pernah berpraktek, hampir jarang ada hewan liar yang berkeliaran karena sudah adanya kesadaran sebagian masyarakat untuk mengurus hewan tak bertuan.

Dengan semakin sedikitnya hewan liar yang tak terurus dan hewan peliharaan mendapatkan perawatan maksimal, penularan penyakit dari hewan ke manusia juga bisa diminimalisir.

“Jadi intinya sayangi hewan peliharaan buat ikatan yang baik. Sehingga jika hewan sakit kita bisa cepat mengetahuinya sebelum terlambat,” kata Erren mengakhiri.

(utw/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER