Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak lama dipercaya bahwa mengonsumsi otak manusia dapat membunuh seseorang. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal tersebut juga dapat menyelamatkan seseorang dari penyakit otak.
Fore, suku pedalaman di Papua Nugini, biasa memakan jasad seseorang yang meninggal saat upacara pemakaman berlangsung. Para pria mengonsumsi dagingnya, sementara wanita memakan otaknya.
Diberitakan
Washington Post, sekitar dua persen populasi Fore tewas setiap tahunnya akibat sebuah penyakit dari molekul otak. Melihat hal ini, pada medio 1950-an kanibalisme dilarang hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, sebuah studi yang dilansir
Nature menguak efek positif dari mengonsumsi otak manusia. Riset menunjukkan, di dalam tubuh beberapa anggota Fore tumbuh gen yang melindungi mereka dari prion. Bentuk protein prion ini sering kali dihubungkan dengan berbagai penyakit otak, termasuk beberapa jenis demensia atau kepikunan.
Pelaku penelitian mengatakan bahwa kajian lebih dalam dari studi ini mungkin dapat membantu menggali pemahaman mendalam mengenai Alzheimer dan Parkinson.
(mer)