Jakarta, CNN Indonesia -- Bunga sakura yang bermekaran indah, perempuan berkimono dan beragam peralatan dengan inovasi tinggi masih jadi daya tarik utama wisatawan pergi ke Jepang. Diungkapkan Naruki Teranishi, Jakarta Representative Fujita Kanko, perusahaan industri pariwisata dan perhotelan yang berpusat di Tokyo, mengungkapkan bahwa saat ini pariwisata Jepang sedang meningkat pesat.
Dari data Fujita Kanko, wisatawan yang datang ke Jepang di tahun lalu berkisar 150.000 orang. Ini baru angka untuk wisatawan Indonesia saja. Di tahun 2015, wisatawan Indonesia yang datang ke Jepang diprediksi meningkat sampai 15 persen.
"Ada beberapa tempat yang paling diincar wisatawan, yaitu Tokyo, Osaka, dan Sapporo," kata Akira Kitahara, Executive Director Fujita Kanko, di Intercontinental Mid Plaza, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melonjaknya wisatawan yang pergi ke Negeri Sakura tak ayal menyebabkan lokasi wisata penuh. Selain itu, efek lainnya adalah sulitnya mencari hotel-hotel untuk menginap.
"Saat ini kondisi di Jepang, khususnya Tokyo, hotel-hotel sudah sangat penuh," kata Naruki Teranishi.
Dari hotel yang dikelola Fujita Kanko sendiri, di tahun lalu ada sekitar 8300 permintaan kamar untuk wisatawan. Sedangkan sampai pertengahan tahun ini, jumlah permintaannya sudah melebihi angka tahun lalu. Sampai kuartal pertama tahun 2015, sudah ada 15 ribu orang yang memesan kamar di seluruh hotel grup Fujita Kanko yang berjumlah 30 hotel di seluruh pulau Jepang dan Hokkaido.
Hotel yang dipenuhi wisatawan pun tergolong tak pandang bulu. Artinya, mulai dari hotel kelas menengah sampai hotel mewah pun sudah banyak permintaan kamar.
Penuhnya hotel ini disebabkan karena jumlah wisatawan yang datang ternyata tak sebanding dengan jumlah hotel yang ada di Jepang. Sementara pembangunan hotel di negeri tersebut tidaklah mudah, harga tanah dan sempitnya lahan di tempat tersebut membuat tak banyak hotel yang bisa dibangun.
"Supplainya tak sebanding dengan
demand," ucapnya.
"Akibatnya, sekarang ini hotel di Jepang memberi harga kamar yang setinggi-tingginya," kata Naruki.
(chs/mer)