Jakarta, CNN Indonesia -- Aromaterapi. Yoga. Meditasi. Pada era 1995, barangkali tak seorang pun akan mengira Alanis Morissette akan menggeluti aktivitas yang 'dingin' seperti sekarang. Alanis, bagaimanapun, adalah seorang pencipta lagu perpisahan penuh balas dendam terbaik sepanjang sejarah, seperti, lagu
You Oughta Know.
Sekarang, 20 tahun kemudian, musisi 41 tahun tersebut menemukan cara yang berbeda untuk menyembuhkan diri dari ketidakpastian hidup. Dia memulai hari-harinya dengan membaca, mendengarkan musik, meditasi, dan menulis. Kegiatan-kegiatan yang sebetulnya amat dicintai Alanis sepanjang hidupnya.
“Saya sudah menulis jurnal sejak pertama kali saya dapat menulis, menulis puisi-puisi, dan membaca,” katanya seperti dilansir dari laman Women's Health. “Sejak saya dapat membaca, saya sudah terobsesi. Ketika kecil, orang tua saya sudah mengatur anak-anaknya, kami harus membaca 30 menit sehari. Jadi bagi saya itu adalah sukacita.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alanis tak cuma menemukan waktu yang sesuai untuk hobi yang dinikmatinya, dia membangun hidupnya di sana. Dia bahkan merenovasi seluruh rumahnya untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya kini. Ada ruang untuk yoga dan meditasi, dan dinding untuk menyimpan minyak esensial.
Semua hal tersebut adalah gaya hidup yang dia rangkul dan coba dirancang dalam dunianya. “Ketika berbelanja, saya selalu berbelanja dengan pola pikir ini, 'Apa yang akan ditambahkan di rumah? Benda apa yang akan melambangkan apa yang sudah terjadi di hati saya?'
“Gagasan tentang masyarakat, internasionalisme, layanan, koneksi, pemeliharaan, keindahan, semua hal tersebut sangat saya hargai,” kata Alanis.
Alanis menghadapi kesulitan di awal-awal kehidupannya. Ketika membangun rumahnya, dia memulai sebuah perjalanan spiritual, merobohkan tembok di waktu yang sama membangun batas-batas baru yang sehat.
“Saya memisahkan diri dari sebagian besar hidup saya. Itu muncul dalam berbagai bentuk, misalnya gangguan makan, tidak memiliki batas-batas dalam berhubungan seks sebagai seorang anak muda, tidak menyadari batasan, dan melakukan banyak pelanggaran yang tidak disadari,” katanya.
“Bagi saya, gagasan membangun batasan merupakan hal yang luar biasa besar dalam pelatihan rohani saya. Latihan kesadaran penuh, benar-benar membantu untuk tetap tinggal di tubuh saya.”
Berbicara tentang tubuh, merawatnya bukan lagi hal yang menjadi fokus Alanis. Namun, melatih kesadaran diri, menyembuhkan diri dari luka lama, kini menjadi prioritas utamanya. “Pertanyaan besar buat saya setelah pulih dari gangguan makan adalah, 'Apa yang dimaksud ketenangan hati dengan makanan?”
“Kita tahu, untuk alkohol, Anda hanya tidak perlu meminumnya dan tidak pergi ke bar. Dengan heroin, Anda tidak perlu mendekatinya. Sementara dengan makanan, Anda harus makan. Jadi bagaimana seseorang bisa, dalam kasus saya, makan sebanyak-banyaknya, kelaparan, makan berlebihan, skala yang naik dan turun. Bagaimana saya bisa melewatinya sampai akhirnya menyadari kesalahan ini?”
Alanis pada akhirnya pulih dari gangguan makan. Dia mendekati makan dengan pola pikir baru. Dia menanamkan pikiran, bahwa makanan tidak hanya bisa menyembuhkan, tapi memberikan energi agar dia bisa terus melakukan hal-hal yang dia cintai.
“Saya dibesarkan dengan menikmati makaroni dan keju,” katanya. “Tapi saya memerhatikan alergi saya hilang ketika saya menjauhi makanan yang terbuat dari susu. Saya memerhatikan, ketika saya mengonsumsi sayur-sayuran yang kaya nutrisi, saya bisa tidur lebih nyenyak. Lebih sedikit rasa murung.”
Makanan sepenuhnya obat bagi Alanis. “Tapi tidak berarti saya hanya makan biji-bijian dan raspberry, walaupun itu menyenangkan juga, tapi itu pendekatan integratif.”
Elemen penting lain yang menjadi strategi gaya hidup seimbang Alanis adalah memotong seberapa banyak waktu yang dia habiskan untuk bekerja. Juga, tidak menghukum dirinya sendiri karena memberikan waktu untuk diri sendiri dan merangkul ketenangan.
“Jika saya katakan kepada seseorang saya menghisap heroin sampai pukul empat pagi, akan ada campur tangan besar-besaran di sana. Tapi, jika saya beritahu seseorang saya bekerja sampai pukul empat pagi, mereka akan menepuk punggung saya,” katanya.
Alanis melanjutkan, “Tapi itu bisa sama-sama destruktif karena stres adalah pembunuh nomor satu kan? Jadi saya benar-benar memikirkan hal tersebut. Itu semacam fokus utama saya saat ini.”
[Gambas:Youtube] (win/mer)