Bayi Bisa Menilai Orang dari Nada Suaranya
Fadli Adzani | CNN Indonesia
Jumat, 04 Sep 2015 15:02 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa bilang bayi tidak bisa menilai seseorang? Buktinya, sebuah eksperimen yang dilakukan para peneliti di Universitas Toronto, Amerika Serikat, mengatakan bahwa bayi bisa menilai orang berdasarkan suara yang mereka keluarkan.
Bayi cenderung memilih suara yang 'positif' dibandingkan dengan yang ‘negatif’. Namun, informasi ini belum terbukti akan memberikan dampak terhadap preferensi sosial pada bayi.
Para peneliti menjelaskan, kemampuan seorang bayi untuk mengevaluasi tindakan dan niat seseorang adalah sebuah kemampuan yang penting.
Untuk membuktikan hal tersebut, para peneliti mencoba melibatkan 20 bayi yang masih berumur 10,5 sampai 11,5 bulan. Kemudian, dalam sebuah eksperimen, bayi-bayi itu mendengarkan empat boneka yang mengeluarkan kata-kata seperti "Biarkan aku mengikat sepatumu" dengan suara pria dan wanita, serta bernada menyenangkan dan menjengkelkan.
Setelah beberapa kali bayi itu mendengar suara yang dikeluarkan boneka tersebut, bayi itu dapat memilih boneka mana yang mereka sukai.
Hasilnya, setelah dianalisis, mereka rata-rata memilih boneka yang bernada menyenangkan dan ramah selama 67 persen waktu yang mereka habiskan bersama boneka itu.
Namun, para peneliti masih belum yakin dengan hasil ini. Maka dari itu, mereka mencoba eksperimen yang kedua. Kali ini bukan boneka yang mengeluarkan suara, melainkan sebuah gelas yang tidak memiliki wajah, namun dapat mengeluarkan suara.
Ternyata, hasilnya sama. Bayi-bayi itu lebih memilih gelas yang mengeluarkan suara bernada positif, dibandingkan gelas yang mengeluarkan suara bernada negatif.
Para peneliti mengatakan, bayi-bayi itu mengingat informasi tentang nada dari lawan bicaranya dan mungkin mereka bisa menggunakan nada tersebut untuk memandunya ketika bertemu satu sama lain di lain waktu.
Akan tetapi, penelitian tersebut tidak menunjukkan apakah bayi lebih memilih suara wanita atau pria.
Maka dari itu, mulai kurangi berbicara kasar kepada bayi. Mulailah berbicara halus dan baik terhadap bayi, agar mereka dapat menilai Anda sebagai orang yang baik.
(mer)
Bayi cenderung memilih suara yang 'positif' dibandingkan dengan yang ‘negatif’. Namun, informasi ini belum terbukti akan memberikan dampak terhadap preferensi sosial pada bayi.
Para peneliti menjelaskan, kemampuan seorang bayi untuk mengevaluasi tindakan dan niat seseorang adalah sebuah kemampuan yang penting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah beberapa kali bayi itu mendengar suara yang dikeluarkan boneka tersebut, bayi itu dapat memilih boneka mana yang mereka sukai.
Hasilnya, setelah dianalisis, mereka rata-rata memilih boneka yang bernada menyenangkan dan ramah selama 67 persen waktu yang mereka habiskan bersama boneka itu.
Namun, para peneliti masih belum yakin dengan hasil ini. Maka dari itu, mereka mencoba eksperimen yang kedua. Kali ini bukan boneka yang mengeluarkan suara, melainkan sebuah gelas yang tidak memiliki wajah, namun dapat mengeluarkan suara.
Ternyata, hasilnya sama. Bayi-bayi itu lebih memilih gelas yang mengeluarkan suara bernada positif, dibandingkan gelas yang mengeluarkan suara bernada negatif.
Para peneliti mengatakan, bayi-bayi itu mengingat informasi tentang nada dari lawan bicaranya dan mungkin mereka bisa menggunakan nada tersebut untuk memandunya ketika bertemu satu sama lain di lain waktu.
Akan tetapi, penelitian tersebut tidak menunjukkan apakah bayi lebih memilih suara wanita atau pria.
Maka dari itu, mulai kurangi berbicara kasar kepada bayi. Mulailah berbicara halus dan baik terhadap bayi, agar mereka dapat menilai Anda sebagai orang yang baik.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER