Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa penelitian melaporkan, kurangnya waktu liburan dari pekerjaan, dan hari kerja yang lebih lama dari rata-rata bisa berakibat serius untuk kesehatan fisik dan mental Anda.
Di situlah liburan diperlukan. Berlibur dari tempat kerja dapat meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi kemungkinan masalah jantung tertentu.
“Dalam praktik klinis saya, saya melihat semakin banyak orang-orang yang tidak mengambil liburan. Atau, jika mereka melakukannya, mereka tetap terhubung ke tempat kerja pada saat istirahat,” kata Susan Pollak, instruktur klinis di bidang psikologi di Harvard Medical School, serta penulis blog psikologi Today, The Art of Now.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Mengambil waktu bekerja untuk liburan bisa menjadi tindakan radikal. Masalah yang dihadapi orang-orang adalah, jika mereka pergi dan benar-benar tidak terhubung, mereka akan dianggap tidak serius atau berkomitmen dalam pekerjaan,” katanya.
Namun, Anda haru tahu bahwa mengambil cuti bisa membantu Anda meremajakan dan mendapatkan perspekstif tentang hal-hal dalam hidup. Stres adalah kondisi yang umum terjadi di tempat kerja.
Itu sebabnya banyak perusahaan membuat karyawan baru mereka melalui semua jenis kegiatan yang bersifat 'ice breaking' atau membuat rileks agar mereka merasa disambut sebelum semua kegilaan dimulai.
Sebuah survei dari American Psychological Association pada 2011 menyimpulkan, 36 persen pekerja di Amerika Serikat mengalami stres. Dan berbarengan dengan semua itu, mereka juga mengalami semua jenis masalah kesehatan mental.
Orang-orang yang bekerja lebih dari 11 jam sehari, dibandingkan rata-rata yang bekerja tujuh atau delapan jam sehari, memiliki peluang dua kali lipat mengalami kondisi depresi kronis. Bahkan, untuk para pekerja tanpa riwayat masalah mental sekalipun, berdasarkan studi pada 2012 terhadap para pekerja lembur.
(win/mer)