Media Sosial Buat Bisnis Fesyen Jadi Lebih Mudah

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2015 19:08 WIB
Banyak desainer masa kini yang berutang pada media sosial. Mereka dibesarkan dan disokong untuk mempublikasikan karyanya.
Ilustrasi fashion show. (REUTERS/Youssef Boudlal)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mungkin para pelaku bisnis di bidang fesyen, apalagi yang masih seumur jagung, layak berterima kasih kepada pencipta media sosial seperti Instagram, Facebook, atau media sosial lainnya.

Sebab, berkat layanan inovasi mereka, pengembangan bisnis fesyen bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Salah satu pelaku bisnis fesyen Diana Rikasari yang kecipratan dampak besar dari media sosial untuk merek fesyennya mengatakan pekerjaannya memasarkan produk menjadi lebih mudah dan murah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan zaman dulu, ketika media sosial belum diciptakan, bahkan internet belum ada, memasarkan produk fesyen amatlah sulit. Waktu dan uang yang dikeluarkan juga pasti tidak sedikit.

"Waktu belum ada sosial media, brand mau dikenal publik itu effortnya besar sekali. Atau harus meminjamkan bajunya, sampai menggelar fashion show walaupun hanya di garasi atau restoran dan mengundang media, itu juga biayanya tidak sedkit," kata Diana, kemarin.

Sementara saat ini, bantuan media sosial terhadap perkembangan fesyen juga besar. Hanya dengan satu akun media sosial, misalnya saja Instagram, Anda bisa menjual produk ke seluruh dunia. Cakupan pasarnya bisa lebih besar, bahkan sangat besar.

"Sekarang ada media sosial, bisa word of mouth (WOM). Apalagi kalau bajunya bagus dan banyak yang mention dan follow, atau menggunakan hashtag tertentu orang akan semakin mudah menemukan bisnis fesyen Anda dan membelinya.”

"Reach sangat besar. Ketika menggunakan tag tertentu, dari yang tidak dikenal menjadi kenal di dalam negeri bahkan di luar negeri. Makanya banyak merek fesyen yang baru diluncurkan," ujarnya.

Seperti halnya bisnis fesyen yang dilakukan Diana. Dengan mudah ia dan tim mendapatkan respons dari para konsumen, utamanya penggemar Diana karena media sosial.

Diana mengatakan, saat ini saja pembeli produknya terdiri dari 80 persen Indonesia dan 20 persen negara lainnya. Seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Atas keberhasilannya mengembangkan bisnis fesyen dengan menggunakan media sosial, Diana didaulat menjadi pembicara di ajang Digital Fashion Week 2015 di Singapura dalam acara Asia Fashion Future.

Di sana ia akan berbagi ilmu membangun bisnis fesyen di sosial media juga dampak positif dan negatifnya. Digital Fashion Week 2015 di Singapura akan berlangsung pada 29 Oktober hingga 1 November 2015. (utw/utw)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER