Konsumsi Sosis Berlebih Bisa Sebabkan Kanker?

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2015 02:55 WIB
Laporan WHO tidak meminta orang-orang untuk menghentikan konsumsi daging. Tapi ada baiknya untuk mengurangi demi pencegahan kanker.
Ilustrasi sosis. (morgueFile/frolicsomepl)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan dari hasil penelitian yang menyatakan kalau mengonsumsi daging olahan seperti sosis dan daging babi asap (bacon) dapat menyebabkan penyakit kanker terutama kanker usus.

Dilansir dari Buzzfeed pada Senin (26/10), penelitian ini diungkap oleh Agen Riset Kanker Internasional (IARC) yang akhirnya memasukan sosis dan bacon ke dalam Kelompok 1, kelompok makanan dengan karsinogen alias zat pemicu kanker.

Setelah memasukan sosis dan bacon ke dalam Kelompok 1, para peneliti menyarankan agar penggemar kedua makanan tersebut tidak lagi mengonsumsinya secara berlebihan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sama-sama berasal dari daging, namun daging merah tidak masuk dalam Kelompok 1, karena masih diduga memiliki zat pemicu kanker.

Laporan IARC tersebut telah diolah sedemikian rupa dengan melibatkan 800 penelitian di beberapa negara.

Selain sosis dan bacon, Kelompok 1 juga dihuni oleh tembakau dan zat mineral asbes.

Meski demikian, penelitian tersebut tetap menunjukkan kalau merokok lebih memicu kanker dibanding memakan daging merah.

Sebelumnya, daging olahan masuk dalam Kelompok 2A, atau masih diduga memiliki zat pemicu kanker.

Peneliti IARC mengungkap kalau dalam 50 gram daging olahan, atau sama dengan dua potong bacon, yang dikonsumsi setiap hari dapat meningkatkan potensi kanker sebanyak 18 persen.

Dr. Kurt Straif, salah satu peneliti IARC, mengatakan kalau kanker tidak akan langsung muncul dalam sekali konsumsi, namun akan meningkat jika seseorang tidak membatasi konsumsi daging olahan setiap harinya.

Menurut Badan Riset Kanker di Inggris, 64 dari 100 ribu orang terancam penyakit kanker setiap tahunnya.

Berdasarkan hal tersebut, IARC mengatakan kalau jika tidak segera membatasi konsumsi daging olahan, jumlah orang yang berisiko terjangkit penyakit kanker akan meningkat yaitu 72 dari 100 ribu orang setiap tahunnya.

Profesor Tim Kay, salah satu peneliti Riset Kanker di Inggris mengatakan kalau konsumsi daging olahan bisa diganti dengan ikan atau memperbanyak sayur-sayuran.

"Penelitian ini tidak meminta orang-orang untuk menghentikan konsumsi daging apapun. Tapi jika mereka telah mengonsumsi terlalu banyak, ada baiknya untuk mengurangi," kata Kay. (ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER