Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai aplikasi muncul untuk memudahkan kehidupan di era digital. Salah satunya adalah aplikasi kencan yang memudahkan seseorang mencari pasangan.
Namun, berdasarkan sebuah studi terbaru oleh kelompok kesehatan seksual di Inggris, aplikasi kencan seperti Tinder dapat meningkatkan penyebaran infeksi menular seksual karena begitu cepatnya seseorang barganti-ganti teman kencan.
Dilaporkan oleh Independent, jumlah orang yang terdiagnosis sifilis di Inggris meningkat sepertiga tahun lalu. Sementara, pengidap gonore naik hingga 19 persen. Badan Kesehatan Publik Inggris mengaitkan lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh pasangan yang tidak menggunakan kondom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peter Greenhouse, dokter kesehatan seksual dengan Asosiasi Kesehatan Seksual dan HIV (BASHH) di Inggris mengatakan bahwa aplikasi seharusnya juga menuliskan pesan seks yang aman.
“Anda dapat dengan cepat berganti pasangan dengan aplikasi kencan. Dan semakin cepat Anda berganti pasangan, maka semakin besar pula kemungkinan Anda terinfeksi,” ujarnya. Greenhouse melanjutkan, “Yang benar-benar mengkhawatirkan saya, kita berada pada titik kritis HIV.”
“Jika banyak orang dengan cepat berganti pasangan, dan mereka bisa terinfeksi penyakit menular seksual lain tidak terobati lainnya. Aplikasi ini bisa melakukan itu,” kata Greenhouse.
Lewat Twitter-nya, Greenhouse menulis bahwa titik kritis HIV masih sangat jauh. Namun, kondisi ini bisa dipercepat oleh orang-orang yang berganti pasangan seksual dengan lebih cepat.
Dia melanjutkan, pasangan heteroseksual yang melakukan seks anal tanpa kondom dapat meningkat risiko penyakit seksual.
Asosiasi Kencan Online, termasuk situs Match.com, Lovestruck, dan eHarmony, tidak setuju jika internet dan aplikasi disalahkan.
George Kidd, kepala eksekutif asosiasi kencan online, mengatakan, “Orang-orang yang melakukan ini-bukan aplikasi. Ketika seseorang sembrono, mereka mungkin menyalahkan pub karena membantu bertemu dengan pasangan lain.”
Maneger Happn, aplikasi seperti Tinder yang memungkinkan penggunanya menyesuaikan kriteria calon teman kencan tapi membatasi pencarian pada radius 250 meter, mengatakan, aplikasi dan yang sejenisnya bukan biang keladinya.
Marie Cosnard, kepala tren Happn, mengatakan bahwa aplikasi kencan mengikuti tren sosial yang lebih luas dan perubahan perilaku yang berkembang selama beberapa dekade.
“Jadi munculnya penyakit menular seksual tidak ada hubungannya dengan aplikasi kencan. Masalahnya jauh lebih luas,” katanya.
(win/utw)