Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi mereka yang mempercayai takhayul
Friday the 13th atau Jumat tanggal 13 kerap mengaitkannya dengan kemalangan. Dalam satu tahun, pasti ada hari berangka “sial” 13 ini. Pada 2015, bahkan ada tiga Jumat bertanggal 13.
Salah satunya, Jumat kemarin (13/11), dan kebetulan terjadi tragedi penembakan dan pengemboman bertubi-tubi di Paris, Perancis, yang menewaskan sekitar 153 orang. Percaya tidak percaya, namun ini bukan saatnya mengaitkan takhayul.
Sejatinya manusia dilengkapi otak yang berkembang baik. Terbukti manusia bisa menciptakan teknologi tinggi dan memajukan sains. Namun rasa takut membuat sebagian manusia dibayangi takhayul. Apa yang membuat manusia menakutkan sesuatu berbau takhayul?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertepatan dengan Jumat, 13 November, laman Live Science menuliskan, ketakutan terhadap angka 13 dialami mereka yang mengidap
triskaidekaphobic atau fobia triskaideka. Mereka menganggap 13 sebagai angka sial.
Tahun ini, Jumat 13 terjadi tiga kali, pada Februari, Maret, dan November. Pada 2009 dan 2012 juga ada Jumat bertanggal 13. Bila diingat-ingat, tak semua hari tersebut diliputi kemalangan. Artinya, jikapun terjadi, maka hanya kebetulan saja.
“Hal ini mungkin mengecewakan, tapi alasannya adalah… begitulah pola kerja kalender. Semua berkaitan dengan pola tanggal di kalender,” kata Tom Fernsler, peneliti dari University of Delaware, kepada Live Science.
Selama puluhan tahun Fernsler telah meneliti angka 13. Tak heran bila dijuluki Dr. 13. Fernsler menyakini,
Friday the 13th selalu terjadi setiap tahun, karena memang begitulah pola tanggal. Pada 2016 mendatang,
Friday the 13th jatuh pada Mei.
Menurut Fernsler, pola tanggal per tahun ini bisa diperkirakan. Misalnya,
Friday the 13th terjadi pada Januari, maka
Friday the 13th berikutnya bakal terjadi pada Oktober. Hal ini tak terlepas pola tanggal yang sama di kedua bulan.
“Serunya tahun ini ada tiga F
riday the 13th. Bila dilihat pola tanggal Februari, Maret dan November memang sama. Makanya ada tiga
Friday the 13th,” kata Fernsler. Satu kesamaan: tanggal satu di ketiga bulan sama-sama dimulai pada Minggu.
Pola serupa, menurut Fernsler, juga bisa dilihat di tahun-tahun sebelumnya atau tahun-tahun mendatang. Sang Dr. 13 memperkirakan “limpahan” tiga
Friday the 13th dalam setahun sebagaimana terjadi pada 2015 bakal terulang lagi pada 2026.
“Mulai tahun ini sampai 2040,
Friday the 13th bakal muncul tiga kali dalam setahun hanya setiap 11 tahun sekali. Jadi nikmati saja tiga Jumat unik ini karena tak bakal terjadi lagi sebelum 2026,” kata Fernsler. “Kelak ada lagi pada 2037, 2040 and 2043.”
Angka KeberuntunganAngka 13 dianggap menakutkan bagi sebagian orang karena terasa ganjil. Posisinya melewati si genap 12 yang merupakan “angka keramat” bagi banyak hal, semisal jumlah paket barang-selusin, begitu juga zodiak dan bulan selama setahun.
Saking menakutkannya, banyak gedung, seperti hotel atau rumah sakit yang tak menyertakan lantai ke-13, atau bandar udara yang tak memiliki gerbang ke-13. Tapi sesungguhnya angka 13 tidaklah semenakutkan itu.
Terbukti, tak sedikit hal baik dan orang hebat lahir di muka Bumi pada
Friday the 13th. Selain Fidel Castro, pada 13 Agustus 1926, juga ada Alfred Hitchcock yang merayakan 100 tahun (jika masih hidup) pada 13 Agustus 1999.
Lalu, mengapa 13 masih saja dianggap menakutkan, bahkan hingga era digital seperti sekarang? Menurut Thomas Gilovich dari jurusan psikologi Cornell University, otak manusia memang ahlinya membikin asosiasi.
“Jika hal buruk menimpa anda pada
Friday the 13th, hal itu bakal selamanya mengundang dua asosiasi dalam benak: mempercayai atau mengelaknya,” papar Gilovich dalam pembahasan
13 Superstitions & Traditions Explained sebagaimana dikutip Live Science.
Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D. Roosevelt termasuk yang mengelak bepergian pada hari bertanggal 13, atau bersantap bersama 13 tamu. Napoleon dan Presiden AS ke-31 Herbert Hoover pun termasuk pengidap
triskaidekaphobic.
Ketakutan serupa juga diungkap pialang dan penulis buku Thomas W. Lawson. Dalam novelnya,
Friday the Thirteenth (1907), ia menuliskan bahwa Wall Street tak pernah melakukan transaksi pada hari yang diyakini tak membawa keberuntungan.
Ketakutan terhadap
Friday the 13th yang menjangkiti banyak orang akhirnya menciptakan bisnis tersendiri. Stress Management Center and Phobia Institute di Asheville, North Carolina, AS, menyediakan terapi bagi para pengidap
triskaidekaphobic.
Biaya terapinya tentu saja tidak murah, bisa mencapai sekitar seribu dolar AS. Apa pun reaksi manusia terhadap
Friday the 13th, hal ini membuktikan semaju apa pun peradaban, tak juga menjauhkan pikiran manusia dari yang namanya takhayul.
(vga/vga)