Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang mengira bahwa bila seorang masuk dalam tahanan, maka akan tetap dikurung tanpa adanya kegiatan, seperti di film-film. Namun siapa sangka, bahwa narapidana justru lebih produktif hingga dapat menghasilkan produk-produk pertanian.
Para napi ini memanjang hasil usaha bertani mereka di lembaga pemasyarakatan (lapas) masing-masing dalam sebuah pameran Festival Napi Berkebun yang diadakan oleh Kementerian Hukum dan HAM di Plaza Festival GOR Soemantri Brodjonegoro Kuningan, Jakarta. Festival ini diselenggarakan dari Jumat (18/12) hingga Minggu (20/12).
Beragam jenis hasil tani terpajang cantik dan segar dalam pameran yang diikuti tujuh Unit Pelaksana Pemasyarakatan dari seluruh Indonesia ini. Ditemani para kepala lapas dan petugas, para napi pun menjajakan mulai dari gabah, sayuran, buah, bibit pohon, hingga buah kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kurang lebih sudah dua tahun ikut dalam program binaan ini," kata M Barsanurdin, salah satu penghuni Lapas Kelas II Karawang saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com dalam acara tersebut.
Barsanurdin adalah satu dari banyak napi yang ikut program pembinaan dari Lapas. Dari sekian banyak program pembinaan yang tersedia, seperti bimbingan kerohanian, masyarakat, dan pekerjaan, dia memilih program pengelolaan pertanian, yang menjadi lahan bagi Barsa guna mengisi masa tahanan.
Di Lapas Kelas II Karawang sendiri, terdapat lahan sekitar dua hektar yang dijadikan lahan garapan pertanian oleh para napi, atau yang disebut juga warga binaan. Mereka dapat melakukan berbagai kegiatan olah lahan, mulai dari menanam padi, beternak ayam dan kambing, hingga mengemas hasil-hasil tani tersebut untuk dipasarkan.
Barsa, yang mendapatkan hukuman selama tiga tahun dari 2013 lalu karena kasus keributan, mengaku bahwa kegiatan ini sangat membantunya. Dia mengungkapkan, berkebun mencegah stres.
Menurut Barsa, stres itulah yang bisa memicu tindakan yang mungkin akan ia sesali di kemudian hari.
 Stan Lapas Tangerang di Festival Napi Berkebun (FNB) 2015 di Area Parkir GOR Soemantri Brojonegoro, Jakarta, Jumat, 18 Desember 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
"Yang napi butuhkan itu memang harus ada kegiatan, biar pikirannya tidak kemana-mana, misal melamun lalu jadi stres. Dibawa kerja saja semuanya," kata dia.
Senada dengan Barsa, Jun, yang sudah sepuluh tahun mendekam di balik jeruji besi mengatakan, bahwa kegiatan ini sangat membantu menghapus rasa jenuh yang dirasa. Kasus pembunuhan yang menyeretnya ke Lapas Kelas II Karawang, memaksa dia hidup terpisah dari orang yang disayang.
Selain berkebun, para penghuni lapas juga bisa memilih kegiatan pelatihan usaha kecil menengah lainnya. Seperti Barsa yang juga mendalami peternakan ayam potong serta Jun yang memilih untuk mendalami bidang pengelasan, seperti pekerjaannya sebelum terkurung di Hotel Prodeo. Beberapa bimbingan di luar pertanian adalah pembuatan mebel, jahit baju, dan cukur rambut.
"Bersyukur
banget adanya (pelatihan) ini. Kami tidak terfokus di satu bidang pekerjaan, dengan adanya ini kami bisa tahu teori tentang padi, ikan, kami tahu semua. Banyak banget ilmu dari sini," kata Jun yang telah mengikuti program ini selama lima tahun terakhir.
 Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly meninjau tanaman usai membuka Festival Napi Berkebun (FNB) 2015 di area parkir Gedung Olahraga Soemantri Brojonegoro, Jakarta, Jumat, 18 Desember 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Barsa dan Jun dijadwalkan akan bebas pada awal tahun depan. Keduanya sangat bersemangat menanti momen-momen menghirup udara bebas meskipun akan meninggalkan usaha mereka di dalam lapas. Untuk kebebasannya pun, keduanya telah memiliki rencana di lembaran hidup yang baru. Selain itu, mereka juga akan menjadi pemberi bimbingan dalam kegiatan pelatihan tersebut.
"Nanti saya ingin buka usaha ayam. Setidaknya punya sedikit tempat dan modal meski dari warisan. Saya sudah tidak ingin macam-macam lagi, kapok. Saya hanya ingin usaha dan hasilnya untuk istri serta anak," kata Barsa.
"Kalau saya ingin jadi orang tua yang benar bagi anak saya. Saya ingin membuktikan kepada keluarga yang selama ini saya tinggalkan. Saya ingin membuka lembaran baru," kata Jun.
(end/les)