Saat Tak Ada Pilihan Selain Jadi Ibu Tunggal

Windratie | CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2015 15:43 WIB
Dari predikat sosial sebagai seorang janda muda, serta bagaimana menyokong kehidupan anak tanpa suami. Apa saran psikolog tentang menjadi ibu tunggal?
Ilustrasi ibu dan anak. (Getty images/ monkeybusinessimages/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi seorang ibu di usia muda tidak semudah yang dibayangkan, banyak kesiapan yang harus dipersiapkan sebelum memutuskan menjadi seorang 'mamah muda'. Karena jika tidak, ketidakmatangan emosi justru malah menjadi bumerang dalam pernikahan, dan dapat berakhir dengan perceraian.

Apakah perempuan di usia muda, awal 20-an, sudah siap secara psikologis untuk menjadi seorang ibu? Psikolog Anna Surti Ariani menjelaskan bahwa kesiapan psikologis seseorang tidak hanya berdasarkan usia, tapi juga kematangan emosionalnya.

“Bisa saja dia masih muda tapi sudah siap menjadi seorang ibu,” kata psikolog yang akrab disapa Nina itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Nina, setiap tahapan usia memiliki analisis perkembangan yang berbeda-beda. Perkembangan psikologis perempuan berusia 18-25 tahun berbeda dengan perempuan berusia 25-40 tahun, kata Nina.

Pada dasarnya, menurut Nina, seorang perempuan di tahapan usia 18-25 tahun, masih dalam tahap perkembangan masa remaja. “Masih galau-galau, tidak bisa menentukan keputusan, mudah terpengaruh orang lain," terang dia. 

Sementara, Nina melanjutkan, perempuan di usia 26-40 sudah lebih ajeg dalam membuat keputusan. “Apakah saya mau dengan pasangan hidup tersebut, atau apakah saya sudah siap untuk memiliki anak,” kata Nina.

Nina mengatakan, setiap orang memiliki kesiapan yang berbeda-beda. Apakah dia siap berkorban seumur hidup untuk pilihannya tersebut. “Berkorban dari segi waktu, jika sebelum menikah dia bisa jalan-jalan santai dengan teman-temannya, sekarang dia harus punya waktu untuk disisihkan mengasuh anaknya,” kata Nina.

Jadi menurut Nina, ada kesiapan-kesiapan yang harus disiapkan untuk menjadi seorang ibu muda. Pertama, perempuan tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah secara mandiri. “Tidak sedikit-sedikit minta tolong kepada orang tua,” imbuh dia.

Berikutnya, dia juga harus mandiri secara keuangan. Mandiri secara keuangan bukan berarti dia bekerja sendiri, tetapi bagaimana perempuan tersebut dapat mengatur keuangan. Tidak belanja dengan bebas sekehendak hati.

Selanjutnya, dalam pernikahan, perempuan juga harus mandiri. “Kalau terus tergantung kepada pasangannya, berarti perempuan tersebut tidak siap,” ungkapnya. Selain itu, perempuan tersebut juga harus memiliki kerelaan untuk berkorban untuk pasangan dan calon anaknya. “Mengubah kebiasaan dan kepribadian itu yang sangat sulit, dan tidak semua orang menyadarinya.”

Menjadi ibu tunggal

Ketika seorang perempuan memutuskan menikah di usia muda, tapi di luar kehendaknya dia harus berpisah dari sang suami, akan banyak persoalan setelah itu.  Dari predikat sosial sebagai seorang janda muda, serta bagaimana menyokong kehidupan anak tanpa suami.

Nina menyarankan, perempuan muda yang terpaksa bercerai sebaiknya mencari sistem pendukung. “Bisa dari teman, orang tua, atau orang di kantor. Mereka adalah orang-orang yang rela menemani kala dia membutuhkan, termasuk pihak yang dapat dipercaya mengasuh anaknya," kata Nina.

Jika sudah mendapatkan sistem pendukung tersebut, yang harus dilakukan selanjutnya adalah segera move on. “Dia dianjurkan agar tetap dapat mengelola emosinya.” Jika masih ada luka, maka harus disembuhkan.

Move on bukan berarti melupakan semua permasalah yang pernah dihadapi. Sebaliknya, Nina menganjurkan agar persoalan tersebut diingat kembali, tapi dengan cara yang lebih konstruktif.

“Mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi? Jika pasangan pernah melakukan kekerasan, buatlah peristiwa itu sebagai pembelajaran yang dapat membangkitkan kemampuannya mempertahankan diri, dan mengasuh anaknya,” ujarnya.

Melanjutkan hidup juga berarti dapat menerima peristiwa lampau sebagai hal yang 'tidak enak', tapi memberikan kesembuhan untuk dirinya. "Memaafkan juga sama dengan melupakan," ucap Nina.

(win/les)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER