Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata memperkirakan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro yang berada di delta Sungai Musi akan dihadiri 80 ribu orang. Selain Singkawang di Kalimantan Barat, Pulau Kemaro juga terkenal sebagai tempat perayaan Cap Go Meh terbesar di Indonesia.
Dari data Kementerian Pariwisata, hingga Selasa (16/2), diperkirakan sudah lebih dari 10 ribu warga keturunan Tionghoa mendatangi klenteng yang ada di Pulau Kemaro. Mereka berasal dari dalam maupun dari luar Kota Palembang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan nantinya akan hadir juga wisatawan asal Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Hongkong di puncak perayaan Cap Go Meh tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya pengunjung semakin ramai berdatangan hingga jelang perayaan Cap Go Meh. Jumlahnya bisa mencapai 80 ribu orang. Ini kan potensi besar," kata Arief Yahya dikutip dari pernyataan resmi yang diterima CNNIndonesia.com dari Kementerian Pariwisata, Rabu (17/6).
Puncak perayaan Cap Go di Pulau Kemaro akan berlangsung pada 18-23 Februari. Untuk menunjang acara tersebut, Pemerintah Provinsi telah menyiapkan fasilitas yang memudahkan para wisatawan.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan pihaknya telah menyiapkan dua titik penyeberangan demi mengantisipasi adanya lonjakan pengunjung yang membuat ramainya arus lalu lintas penyeberangan ke pulau tersebut.
"Pemerintah Provinsi sudah menyiapkan beberapa sampan besar yang ditarik dengan kapal motor sebagai sarana transportasi menuju Pulau Kemaro. Semua difokuskan di dua titik, yaitu pelabuhan PT Pusri dan dermaga Intirub," kata Alex Noerdin.
Selain transportasi, pernak-pernik untuk memeriahkan Cap Go Meh juga sudah disiapkan, di antaranya 2.000 lampion dipasang mengelilingi Pulau Kemaro. Ada juga stan-stan untuk menjual makanan, pernak-pernik aksesoris, mainan anak-anak, hingga baju bergambar Pagoda Pulau Kemaro.
"Kami juga menyiapkan jembatan apung sepanjang 200 meter dari seberang pulau melewati gudang PT ISM Bogasari. Semuanya sudah siap. Pengunjung bisa berangkat pakai tongkang, perahu, atau bisa lewat darat melalui jembatan apung yang dibangun," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Irene Camalyn Sinaga.
Tradisi Cari JodohSalah satu hal yang menjadi daya tarik perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro adalah tradisi mencari jodoh. Setiap perayaan Cap Go Meh banyak orang yang dengan sengaja berkunjung ke sana dengan harapan bisa mendapatkan jodoh.
Tradisi tersebut kabarnya sudah berlangsung sejak 300 tahun silam. Warga Tionghoa khususnya kaum muda meyakini perayaan keagamaan di Klenteng Hok Ceng Bio, Pulau Kemaro bisa mempertemukan jodoh.
Di Tiongkok, perayaan Cap Go Meh selalu digunakan sebagai ajang mencari jodoh. Sebab, hanya pada saat Cap Go Meh anak-anak perempuan diperbolehkan keluar rumah. Saat itulah mereka bertemu dengan para lelaki dan akhirnya bisa saling kenal.
Tak hanya cari jodoh, ada juga beberapa kegiatan unik yang identik dengan perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro, seperti melepas burung dan membakar uang-uangan. Irene mengatakan, ada tradisi lepas burung dengan harapan memperlancar rezeki.
"Bagi kaum Tionghoa, melepas burung dapat mengurangi karma buruk dan memperlancar rezeki. Tentunya, dengan memohon kepada Tuhan terlebih dahulu. Semakin banyak burung yang dilepas, semakin enteng pula dosa yang ditanggung," ujar Irene.
Sementara itu, tradisi membakar uang-uangan atau sam seng diperuntukkan bagi dewa-dewa dan arwah leluhur ataupun orang tua yang sudah meninggal.
(sil/sil)