Jakarta, CNN Indonesia -- Penyakit jantung banyak dikaitkan dengan seringnya konsumsi makanan yang mengandung kolesterol. Namun dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat, penyakit jantung tidak melulu karena kolesterol.
Penelitian yang dirilis pada
American Journal of Clinical Nutrition tersebut menggunakan 1032 koresponden pria sehat dengan rentang usia 42 hingga 60 tahun. Dari ribuan koresponden, sebanyak lebih dari 32 persen memiliki ApoE4, sebuah gen yang berkaitan dengan penyakit jantung.
Biasanya, orang dengan ApoE4 harus lebih hati-hati dalam mengonsumsi makanan dan mengatur gaya hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rata-rata pria mengonsumsi 2800 miligram kolesterol setiap pekannya, hal ini setara dengan empat telur dalam satu pekan. Dari semua faktor yang diteliti, peneliti belum menemukan keterkaitan antara konsumsi kolesterol dengan penyakit jantung pada pria, entah ia memiliki gen ApoE4 ataukah tidak.
Mereka juga menemukan tidak ada keterkaitan antara penebalan dinding arteri yang dapat menghambat darah dengan asupan kolesterol.
Meskipun masih banyak yang menerima asumsi bahwa terlalu banyak kolesterol dari makanan dapat menghambat aliran darah yang memicu penyakit jantung, beberapa penelitian ternyata punya pendapat berbeda. Beberapa penelitian menemukan bahwa kolesterol bukanlah penyebab utama dari penyakit jantung.
Bahkan, beberapa dokter mengaitkan penyakit jantung dengan masalah kesehatan lainnya atau gaya hidup yang buruk seperti merokok, konsumsi gula berlebiha, alkohol, dan sebagainya.
"Konsumsi kolesterol secara berkecukupan tidak berdampak pada peningkatan risiko penyakit jantung, walaupun pada orang yang memang berisiko," kata Jyrki Viranen, professor epidemiology University of Eastern Finland seperti yang dilansir
the New York Times.
Bagi yang menganggap kolesterol menjadi penyebab penyakit jantung, kebanyakan dari mereka akan menghindari konsumi telur. Sebuah penelitian pada 2013 menyatakan bahwa telur dan daging merah tidak menyebabkan penyakit jantung akibat kolesterol. Tapi keduanya memiliki keterkaitan dengan penyakit akibat bakteri di usus.
(les)